TEMPO.CO, Jakarta -Para pengunjung Taman Impian Jaya Ancol sengaja datang ke Dermaga Hati, Jakarta Utara untuk melihat fenomena gerhana bulan total super blue blood moon. Mereka rela mengantre untuk melihat gerhana bulan total melalui dua teropong yang disiapkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Pada 20.11 saja, antrean orang yang ingin menggunakan teleskop buat melihat gerhana bulan total terlihat mengular sekitar sepuluh meter. Beberapa di antaranya adalah remaja dan orang tua yang membawa anak-anaknya.
Salah satu pengunjung Derry Wijaya, 38 tahun sengaja datang membawa anak dan istrinya ke Ancol untuk melihat gerhana bulan total. Setelah beberapa menit mengantre, Derry dan keluarga akhirnya berkesempatan untuk mengintip gerhana dari teleskop. Namun sayang saat itu bulan sedikit tertutup awan sehingga hanya terlihat sebagian.
Baca : Warga Saksikan Gerhana Bulan Total di Kota Tua Lewa Layar Besar
Anaknya yakni Kenji Wijaya berusia enam tahun terlihat antusias memicingkan matanya di teleskop. Tubuh Kenji terlihat sama besarnya dengan ukuran teleskop milik BMKG. Kenji mengaku senang melihat gerhana bulan karena ini adalah pengalaman peeramanya.
"Tadi bulannya bulat apa lonjong?" tanya Derry bergurau. "Bulat," jawab Kenji malu-malu sambil bersembunyi di belakang badan ayahnya. "Sengaja saya ajak anak saya untuk pendidikan juga. Karena dia pertama kali lihat gerhana bulan."
Pengunjung yang lain, Khanza Kusuma Mutia Azzahra berusia 13 tahun mengatakan dirinya rela mengante untuk bisa melihat gerhana bulan lewat teropong. Di tengah antrean, Kusuma mengatakan dirinya datang Sunter, Jakarta Utara bersama bude dan adiknya. "Kami sudah mengantre selama sejam lebih," kata Kusuma.
Saat Khansa mengantre pada pukul 20.30, pengunjung sama sekali tidak bisa melihat gerhana bulan karena tertutup awan. Kusuma berharap langit kembali cerah saat ia berada di baris depan. Karena gerhana masih tertutup awan tebal, antrean terhenti dan mereka yang di baris depan menunggu sampai gerhana muncul kembali.
"Saya khawatir tidak mendapatkan kesempatan melihat gerhana, karena sampai sekarang masih tertutup awan," kata Khansa.
Untuk membunuh rasa bosan mengantre, beberapa pengunjung memilih untuk berswafoto bersama rekan-rekan mereka. Mereka yang berada di baris depan juga memilih untuk mengabadikan momen mereka sambil bergaya seakan-akan sedang meneropong di teleskop.
Namun sekitar pukul 20.50, bulan kembali terlihat. Sontak pengjung Ancol yang berada di Dermaga Hati bersorak, "Horee". Pengunjung yang lain terkejut sambil menunjuk-nunjuk ke langit, "nah itu muncul."
Simaj juga : Gerhana Bulan Total Malam Ini: LIPI Teliti Perubahan di Laut Dalam
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gerhana bulan tidak jelas terlihat daei langit Jakarta. Ia mengatakan malam ini 60 persen langit di Jakarta tertutup awan.
"Gerhana bulan total berlangsung hingga 21.08. Namun proses ini sampai 23.00," ujarnya.
BMKG menyiapkan dua teleskop khusus dengan merek Vixen untuk menyaksikan gerhana bulan di Dermaga Hati, Ancol. Teleskop pertama berukuran 800 millimeter sedangkan yang kedua 80 milimeter.
"Lewat teleskop ini sebenarnya untuk bintang. Kita bisa tracking rasi bintang. Nah sekarang ini kita untuk pantau gerhana bulan total," kata Kasubid Geofisika potensial dan Tanda Waktu BMKG Suaidi Ahadi.