TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa permasalahan dari para supir angkutan kota alias angkot yang berdemo di Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu, 31 Desember 2018, bukanlah persoalan tuntutan pembukaan jalan di Jati Baru. Hal tersebut ia sampaikan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Februari 2018.
"Akhirnya terbuka bahwa permasalahnya bukan buka tutup jalan Jati Baru, tapi permasalahan adalah penghasilan mereka yang berkurang 50 persen," kata Sandiaga Uno.
Baca : Tanah Abang Explorer Distop, Ojek Terobos Jalan Jatibaru Raya
"Nah, kalau penghasilan mereka berkurang, berarti yang harus dipastikan adalah penghasilan mereka kembali ke level semula," demikia Sandiaga Uno.
Sebelumnya, puluhan sopir angkot yang berdemo di Balai Kota DKI Jakarta menuntut Gubernur DKI Anies Baswedan membuka kembali Jalan Jatibaru Raya dan menghentikan operasional bus Tanah Abang Explorer. Pasalnya, mereka merasa hal tersebut menurunkan mendapatan mereka.
Beberapa perwakilan supir angkot menemui Sandiaga Uno dan Kepala Dinas Perhubungan, Andri Yansyah, di Balai Kota, pada Rabu, 31 Januari 2018. Hasil keputusan sementara ialah menutup Tanah Abang Explorer sementara. "Kita ingin ada tercapai kesepakatan besok (Jumat, 2 Februari 2018)," kata Sandiaga Uno.
"Nah, untuk memfasilitasi agar mereka tidak terlalu terganggu penghasilannya, kita sudah putuskan Tanah Abang Explorer kita hentikan sementara. Padahal kemarin angka-angkanya itu sudah fantastis hampir mencapai 19.000 pengguna Trans Tanah Abang Explorer per hari," kata Sandiaga Uno.
Tanah Abang Explorer sendiri adalah bus yang mulai beroperasi pada 23 Desember 2017. Bus yang disediakan Transjakarta itu, beroperasi di seputar kawasan Pasar Tanah Abang. Beroperasi dari jam 08.00-18.00, bus tersebut disediakan gratis bagi penumpang. Pada saat peluncurannya, Anies Baswedan mengklaim keberadaan bus itu tidak akan mengurangi pendapatan para sopir angkot trayek seputar Tanah Abang.
FADIYAH | DA