TEMPO.CO, Jakarta - Zaenuddin, 52 tahun, yang berprofesi sebagai abang becak, tengah menanti penumpang di Pasar Kalibaru Timur, tepatnya di samping gedung Sekolah Dasar Negeri Kalibaru 01 Pagi.
Pria yang akrab dipanggil Udin ini merasa bahagia sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewacanakan legalisasi untuk becak. Apalagi sempat beredar kabar rencana kebijakan becak listrik oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
“Kemarin sudah dilakukan pendataan oleh Dishub dengan menyerahkan fotokopi kartu keluarga dan KTP,” ujar Udin saat ditemui Tempo, Sabtu, 3 Februari 2018.
Baca: Hotman Paris Tanya Becak, Sandiaga Uno: Tak Terkait Pilpres 2019
Pendapatan yang diperoleh pria yang beralamat di Jalan Kalibaru Timur III itu dari Rp 70 ribu sampai 100 Ribu. Itu pun kalau ramai barang dari pasar yang mau diantar atau banyak ibu-ibu yang pulang berbelanja. “Cukuplah untuk biaya sehari-hari dan membiayai sekolah anak,” ucapnya.
Selain pelegalan yang telah disosialisasi, Udin mengaku belum mengetahui rencana pergantian menjadi becak listrik. Kalau ada penukaran becaknya menjadi becak listrik, dia siap mengikuti kebijakan itu.
“Becak listrik bagaimana modelnya, ya? Kalau becak mau ditukar, bagus juga. Kali aja bisa hemat tenaga,” tuturnya sedikit penasaran dan antusias.
Infografis: Ide dan Ucapan Sandiaga Uno Sejak Menjabat Wakil Gubernur DKI
Pengemudi becak lain, Hasnuddin, 31 tahun, setuju kalau ada pergantian becak menjadi becak listrik. Meski, setelah dilakukan pendataan terhadap pengemudi, belum ada sosialisasi mengenai becak listrik ke mereka.
“Kalau mau diganti dengan becak listrik, silakan, asal jangan harga sewa becak ikut naik, pasti penumpang jadi sepi juga,” katanya.
Menurut Hasnuddin, ada dua jenis tukang becak di kawasan Cilincing Baru dan Kalibaru, yakni pengemudi yang memiliki becak sendiri dan mereka yang menyewa. “Kalau saya, sewa becak ke bos yang punya 20 becak,” ujarnya.
Pria kelahiran Indramayu, Jawa Barat, ini menyatakan enggan memiliki becak sendiri. Menurut dia, harga becak bekas sebesar Rp 800-900 Ribu. “Kalau punya becak, pusing mau parkir di mana,” tuturnya.
Kalau menyewa becak, kata Hasnuddin, majikannya akan menyiapkan juga tempat tinggal. Jadi, dia hanya bayar sewa setiap hari Rp 10 Ribu. “Dengan makan harus tambah Rp 7.000. Bisa utang dulu kalau lagi sepi penumpang,” ucapnya.