TEMPO.CO, Jakarta - Warga RW 06 Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, kerap mengingatkan pekerja agar pembangunan proyek dua rel ganda atau double-double track (DDT) Manggarai-Jatinegara jangan 24 jam, karena bila ancre ambruk bisa membahayakan keselamatan warga dan pekerja. Apalagi pengerjaan proyek tetap berlangsung, meski sedang hujan lebat.
Rahman, 55 tahun, warga RT 07 RW 06, Kelurahan Kampung Melayu, mengatakan warga sempat memprotes pengerjaan proyek tersebut karena sering beroperasi 24 jam tanpa henti. "Hujan saja mereka tetap kerja," kata Rahman di rumahnya yang berhadapan langsung dengan proyek double track itu, Senin, 5 Februari 2018.
Baca Juga:
Crane ambruk di proyek double-double tranck , yang mengakibatkan empat orang pekerja tewas, Ahad, 4 Februari 2018. Warga, kata Rahman, kerap menegur agar proyek tersebut dihentikan sementara di jam-jam tertentu. "Kalau adzan kami minta berhenti. Sudah sering diingatkan, tapi mereka tidak mendengarkan," ucap Rahman.
Miarsih, 49 tahun, RT 07 RW 06, Kelurahan Kampung Melayu, mengatakan saat kejadian dirinya sedang menjemur pakaian di lantai dua rumahnya. Rumah Miarsih berhadapan dengan lokasi crane yang terpeleset tersebut. “Rumah saya sampai bergetar dan dengkul saya lemes denger suaranya saat ambruk," ujar Miarsih.
Sebelum ambruk, kata Miarsih, ada suara seperti gesekan kaca yang pecah. Tidak lama berselang, langsung suara dentuman benda terjatuh. "Alluhu Akbar, Allahu Akbar," ucap Miarsih. "Warga langsung melihat sumber suara itu."
Saat crane ambruk sekitar pukul 05.00, cuaca tidak hujan. Namun, setengah jam sebelumnya, kawasan di dekat rumahnya diguyur hujan. "Setelah kejadian, hujan lagi. Pas hujan mereka memang masih bekerja," kata Miarsih