Di sana, Anies bertemu dengan Sudaryati, 66 tahun, warga setempat. Melihat Sudaryati, Anies Baswedan langsung memeluk wanita yang menjanda sejak 2012 tersebut.
Melihat kondisi rumah "ibunya," Anies Baswedan tertegun sambil beberapa kali menggelengkan kepala. “Ini sudah parah, kenapa bisa sampai seperti ini?” ujarnya.
Lihat: Berujung ke Mana Gaduh Rusun DP Nol Rupiah Anies Baswedan
Kediaman Sudaryati berada di gang sempit dan masih dipenuhi lumpur bekas banjir. Perlu waktu sekitar 10 menit bagi Anies Baswedan beserta rombongan tiba di sana. Dia melihat atap rumah Sudaryati amblas entah ke mana. Kusen-kusen pintu dan jendela remuk dimakan rayap. Hanya tembok yang masih berdiri.
Setelah kedatangan Anies Baswedan, sorenya tim dari Badan Amal Zakat, Infaq, dan Sedekah (BAZIZ) Jakarta Timur tiba di rumah Sudaryati. Mereka mengatakan, mendapat instruksi dari Wali Kota Jakata Timur supaya membantu Sudaryati.
“Rencananya (rumah) dibedah. Diperbaiki ulang bersama warga kampung lainnya,” ujar Sekretaris Kelurahan Bidara Cina Sri Mulyati.
Menurut Sri, Sudaryati tinggal bersama kedua anak perempuan yang juga berstatus janda dan beberapa cucunya. Dia mengakui kondisi rumah Sudaryati termasuk yang terparah akibat serangan banjir, dimakan usia, serta dihempas angin puting beliung pada akhir Desember 2017 sampai atapnya roboh.
Ternyata sudah lama Anies Baswedan mengenal nenek dari Bidara Cina tersebut. Mereka juga berkomunikasi secara berkala. Bagaimana mereka saling kenal?
Keduanya berjumpa beberapa tahun silam ketika Anies Baswedan masih menjabat Rektor Universitas Paramadina, Jakarta Selatan. Pada saat itu, Sudaryati kecopetan di bus Metromini sepulang mengambil uang pensiun suaminya di Hangtuah. Pencopet beraksi di sekitar Senayan, Jakarta Selatan. Dompet Sudaryati raib digondol copet.Sudaryati menuturkan, dia pun panik kehilangan uang untuk membiayai hidup keluarganya. Turun Metromini, dia jatuh pingsan. Kebetulan mobil yang ditumpangi Anies Baswedan tepat di belakang Metromini tadi.
Anies beserta asistennya turun dari mobil untuk menolong Sudaryati. Setelah sadarkan diri, Sudaryati menceritakan kejadian buruk yang menimpanya. Waktu itu, Sudaryadi tidak mengenal Anies Baswedan.
“Ibuku, Ibuku, Ibuku, sekarang tenang, ya. Nanti semua barang Ibu yang hilang akan saya ganti,” ujar Sudaryati menirukan perkataan Anies Baswedan.
Diantar sampai rumahnya di Bidara Cina, asisten Anies memberikan uang Rp 3 juta dan dua telepon seluler. Seluruh berkas yang hilang diurus hari itu juga oleh asisten Anies.
“Saya tahu dirilah, beliau pasti sibuk,” ujarnya.
Setelah menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sudaryati kembali menjalin komunikasi. Sudaryati menyatakan beberapa kali diundang oleh Gubernur Anies Baswedan ke Balai Kota DKI.
Terakhir, dia diundang pada Perayaan Hari Ibu pada 22 Desember 2017 di Monumen Nasional alias Monas. Bahkan, menurut Sudaryati, Anies Baswedan sering meminta dikirimi nasi, gudeg dan tempe orek buatannya.
“Dia tahu saya bisa masak itu, makanya sering minta dibawakan,” ujar Sudaryati menceritakan kedekatannya dengan Anies Baswedan.