TEMPO.CO, Tangerang – Mukhmainna Syamsuddin, korban selamat longsor di Bandara Soetta atau Soekarno-Hatta, masih dirawat di Ruang Perawatan Semi Intensif di RS Siloam, Karawaci, Tangerang.
Alexander Mutak, Head Division of Business Development RS Siloam, Karawaci, menjelaskan bahwa Mukhmainna saat ini ditangani dua dokter spesialis, yakni spesialis penyakit dalam dan spesialis ortopedi.
Karena masih harus menjalani perawatan intensif, diperkirakan perlu dua atau tiga hari lagi bagi pasien untuk dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
Alexander Mutak menjelaskan, mulai hari ini Mukhmainna menjalani fisioterapi, dan perkembangan kesehatannya mengalami kemajuan luar biasa.
“Kami senang, dibanding kemarin ya semakin baik. Cairan tubuhnya sudah baik, sudah normal. Hari ini sudah mulai fisioterapi untuk kakinya," kata Alexander, Kamis, 8 Februari 2018.
Fisioterapi untuk menstabilkan atau memperbaiki fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses terapi gerak. "Selanjutnya, terapi bisa dua hari sekali," ujar Alexander menambahkan.
Syamsuddin Ismail, ayah Mukhmainna, senang dengan kondisi putri sulungnya yang makin membaik.
“Malah sudah mulai banyak cerita ke ibunya. Makan juga minta disuapi,” kata Syamsuddin.
Mukhmainna disarankan tidak terlalu banyak bergerak dulu. "Masih ada infus di tubuhnya," kata Syamsuddin.
Syamsuddin menyebutkan pada Rabu malam, kaki anaknya sudah dapat digerakkan.
“Sebelumnya itu karena mungkin kelamaan, kram terhimpit dasbor mobil, itu sudah mulai bisa digerakkan. Berarti indikasi saraf sudah mulai berfungsi," ujarnya.
Mukhmainna merupakan korban selamat dari longsornya under pass bandara atau terowongan di Jalan Parimeter Selatan, Bandara Soekarno-Hatta.
Peristiwa itu terjadi pada Senin petang, 5 Februari 2018. Saat itu, Mukhmainna dan kawan satu unit di Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia, Dianti Diah Ayu Cahyani Putri, 24 tahun, pulang kantor, saat cuaca hujan deras.
Saat melintasi terowongan itu, dindingnya ambrol dan beton di atasnya menimpa kendaraan yang ditumpangi keduanya.
Putri, yang sedang menjalani puasa sunah, menyetir sendiri kendaraan Honda Brio A-1567-AS. Keduanya terjebak di dalam mobil dengan posisi meringkuk. Proses evakuasi memakan waktu lebih-kurang 14 jam.
Putri meninggal setelah sempat dirawat di RS Mayapada, Kota Tangerang, selama tiga jam setelah evakuasi. Jasad Putri, korban longsor di Bandara Soetta, dikebumikan di kampung halamannya di Serang, Banten.