TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Ruang Jakarta Sudirman Asun mengatakan konsep naturalisasi yang disebut Anies Baswedan memiliki kelebihan dibanding normalisasi sungai. Naturalisasi sungai adalah upaya menciptakan sungai hayati yakni mengganti konstruksi beton dengan vegetasi dan bebatuan alami.
Menurut Sudirman, sungai alami punya berbagai keuntungan. Ia mengatakan sungai alami dapat menjadi tempat untuk menampung air sehingga memperlambat aliran sungai dari hulu ke hilir. Dengan begitu, potensi banjir di bagian hilir akan diminimalisir karena sebagian air telah diserap ke tanah.
Selain sebagai area untuk menampung air, Pendiri Ciliwung Institute itu mengatakan sungai alami berfungsi menangkap sedimen yang dialirkan dari kawasan Puncak, Bogor. Dengan sungai alami, maka sedimen tersebut dapat ditampung dan tidak menimbulkan pendangkalan sungai.
“Makanya kalau sungai banjir kita suka mengeluarkan lumpur. Kalau dibeton itu semua langsung di palung sungai sehingga mengakibatkan pendangkalan hebat,” ujarnya.
Baca: Menteri Susi Tuntut Anies Baswedan Gratiskan Pantai DKI Jakarta
Sungai alami berfungsi untuk sumber air. Sudirman mengatakan setelah normalisasi sungai warga di sekitar Kampung Pulo dan Bukit Duri harus menggali sumur mereka lebih dalam untuk mendapatkan air bersih. Hal ini karena usai sungai dibeton, maka tidak ada lagi area resapan air.
Sudirman menjelaskan sungai alami juga punya peran untuk menyaring air sungai agar lebih jernih dan bersih. Melalui mikroorganisme yang ada di bebatuan alami dan tumbuhan, maka air akan tersaring.
Namun Sudirman tidak menyarankan Pemprov DKI Jakarta untuk menaturalisasi 19 kilometer sungai yang telah dibetonisasi, yakni dari TB Simatupang hingga Manggarai. Alasannya, biaya untuk mengembalikannya menjadi sungai hayati akan sangat besar.
Hal ini karena pemerintah harus membongkar kembali beton yang telah dibangun untuk diganti dengan vegetasi dan batuan alami. Meskipun begitu Sudirman mengatakan, masih banyak sungai yang masih bisa dinaturalisasi seperti di daerah Condet, Pasar Minggu, Kalibata, dan Rawajati.
Baca: Setelah Ahok, Giliran Anies Baswedan Diancam Menteri Susi
Sandyawan Sumardi yang mewakili Forum Kampung Kota mengatakan sungai alami memperlancar sirkulasi air dan bisa menjadi sumber konservasi hewan dan tumbuhan.
Menurut Sandyawan, normalisasi sungai telah ditinggalkan di berbagai kawasan di dunia seperti di Sungai Po, Italia dan Nijmegen, Belanda. Ia mengatakan konsep tanggul tidak lestari karena berpotensi jebol. Menurutnya, dengan adanya tanggul, kewaspadaan orang berkurang. “Tidak semua kondisi sungai layak dibeton. Ada kondisi yang memungkinkan untuk dijadikan ruang hijau dan hidup warga,” kata Sandyawan.
Sandyawan telah meminta kepada Anies Baswedan untuk mengurangi banjir di Jakarta dengan cara lestari dan lebih manusiawi. Naturalisasi sungai sudah banyak diterapkan di berbagai negara yakni di Kallang River, Singapura dan Cook River, Australia.