TEMPO.CO, Jakarta - Raden Sandy Syafiek, 36 tahun, korban tabrak lari, telah dua tahun bekerja sebagai produser acara berita di Rajawali Televisi (RTV). Nahas, Sandy tewas Sabtu pagi, 10 Februari 2018, setelah sepeda yang digowesnya diseruduk dari belakang oleh mobil Dogde Journey bernomor polisi B-2765-SBM, di Jalan Jenderal Gatot Subroto, depan gedung LIPI, Jakarta Selatan.
Koordinator liputan RTV Gatot Budi Santoso mengatakan, Sandy merupakan sosok yang baik dan pekerja keras. Meski kepribadiannya pendiam, tetapi Sandy menyenangkan. "Anaknya memang pendiam. Tapi, dikenal baik oleh teman-temannya," kata Gatot di kantor Sub Unit Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Sabtu, 10 Februari 2018.
Menurut Budi, posisi terakhir Sandy adalah produser acara Lensa Indonesia Malam. Sebelumnya, dia juga pernah menjadi Produser Lensa Indonesia Pagi dan Lensa Indonesia Sore.
Pada Januari lalu, Sandy mendapatkan penugasan khusus untuk mereportase penghuni Rohingnya di Bangladesh, bersama relawan Aksi Cepat Tanggap. Di negara yang berbatasan dengan Myanmar itu, Sandy mereportase keadaan pengungsi etnis Rohingnya yang dibantai di Myanmar.
Sandy ditugaskan liputan khusus untuk tiga segmen yang akan ditayangkan setiap Jumat. "Jumat kemarin episode pertamanya soal pengungsi Rohingnya di Bangladesh, baru tayang. Dua lagi belum tayang," ujarnya. "Masing-masing episode berdurasi 5-6 menit."
Gatot mengatakan perusahaan kehilangan atas meninggalnya Sandy, yang menjadi korban tabrak lari tersebut. Meski Sandy telah tidak ada, kata dia, tetapi karyanya akan tetap ada. "Kami turut berduka cita atas kejadian ini,” ujar Budi.
Sandy ditabrak saat bersepeda bersama temannya, Maulana Aditya (29), sekitar pukul 06.20. Sandy tewas karena luka parah di bagian kepala akibat terpental sampai 15 meter, setelah dihantam mobil Dodge Journey yang dikemudikan M. Pengemudi mobil Dodge Journey itu menyerahkan diri kepada polisi delapan jam seusai.