TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Tangerang Kota Komisaris Besar Herry Kurniawan menjelaskan kronologi pembunuhan satu keluarga yang terjadi di Perumahan Taman Kota Permai 2, Blok B6 RT 05 RW 12 Nomor 5, Kecamatan Periuk, Jati Uwung, Kota Tangerang, Banten, pada Senin dini hari, 12 Februari 2018 lalu.
Kronologi itu berdasarkan penjelasan Mukhtar Effendi alias Pendi, 60 tahun, pelaku pembunuhan terhadap Titin Suhaema alias Ema (40), Nova (19), dan Mutiara (11). Ema adalah istri siri Pendi sedangkan Nova dan Mutiara anak kandung Ema.
"Ibu Ema dan pelaku cek-cok pada malam itu karena kredit angsuran mobil yang dari awal tidak disetujui Pendi," kata Harry dalam jumpa wartawan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis, 15 Februari 2018.
Cek-cok mulut berubah menjadi kekerasan. Ema memukul dagu sebelah kanan Pendi. Pendi langsung pewrgi ke kamar belakang untuk mengambil sebilah belati di dalam tas hitam. Dia masuk ke kamar tempat Ema tidur bersama kedua anaknya lalu menusuk Ema secara membabi buta. Kamar gelap karena lampu dimatikan. Ema terus meronta dan melawan ketika ditusuki tubuhnya.
Baca: Ini yang Dialami Pendi Sebelum Lakukan Pembunuhan Satu Keluarga
Mendengar kegaduhan dan jeritan Ema, anak terkecil Ema, Mutiara, terbangun. "Dia (Mutiara) langsung teriak, Mama, Mama, Mama...Lalu (Mutiara) ditusuk oleh pelaku," ujar Harry.
Nah, giliran Nova terbangun. Belum sempat dia berteriak, Pendi langsung mencekik lehernya dan menikam Nova dengan belati sepanjang 30 sentimeter hingga tewas bersimbah darah.
Setelah melampiaskan kemarahannya, Pendi pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari darah para korban. Ia juga menghancurkan telepon genggam milik para korban dengan tujuan agar tidak ada yang bisa menghubungi.
Pendi lantas masuk ke kamarnya kemudian mencoba bunuh diri dengan menusuk perutnya sebanyak tiga kali dan leher satu kali dengan belati yang sama. Di tengah luka parah, Pendi sempat memasukkan belati ke sarungnya.
Pendi dan ketiga korban baru ditemukan oleh warga pada Senin sore. Warga datang karena kecurigaan setelah teman bermain Mutiara datang ke rumah itu. Kecurigaan dilaporkan kepada ketua RT kemudian warga mendobrak pintu rumah.
Saat ini kondis kesehatan pelaku sudah stabil setelah dirawat di RS Polri. Pendi pun mengaku menyesal dan meminta maaf kepada keluarga korban pembunuhan satu keluarga.