TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Sandiaga Uno mengaku kaget Halte 12 Mei Reformasi di Jakarta Barat telah berganti nama menjadi Halte Transjakarta Grogol. “Saya baru dengar ini, enggak ada perintah dari kami,” kata Sandiaga Uno di Green Pramuka Square, Jakarta, Sabtu, 17 Februari 2018.
Sandiaga Uno mengatakan dirinya dan Gubernur Anies Baswedan tidak pernah memerintahkan penggantian nama Halte Transjakarta 12 Mei Reformasi menjadi Transjakarta Grogol. Menurut dia, semua kebijakan yang diambil Pemerintah Provinsi DKI berkaitan dengan nama halte dan nama jalan, tidak ada yang langsung mengganti.
Proses penggantian nama halte dan jalan, menurut Sandiaga Uno, dilakukan dengan menampung masukan dari masyarakat, juga berdasarkan saran dari akademikus dan ahli sejarah yang merefleksikan harapan dan aspirasi warga. “Contohnya nama jalan,” katanya.
Memang, Sandiaga Uno menambahkan, ada beberapa nama halte yang diganti, seperti halte mass rapid transit (MRT) di Dukuh Atas menjadi nama halte yang mengandung muatan komersial. Perusahaan diberikan kesempatan untuk mengganti namanya.
“Mereka kalau misalnya namanya dipakai untuk stasiun itu, mereka membayar, tentunya sesuai dengan kesepakatan,” tutur Sandiaga Uno. Hal itu dilakukan untuk menurunkan beban public service obligation (PSO) Pemerintah DKI Jakarta untuk penyelenggaraan kegiatan MRT.
“Transjakarta juga begitu konsepnya. Kalau mereka ingin menawarkan haltenya, tentunya harus dengan pertimbangan, harus dengan proses yang dilakukan secara matang” ucap Sandiaga Uno.
Sebelumnya, pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansah, mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno yang dinilai telah mengganti nama Halte Transjakarta 12 Mei Reformasi menjadi Halte Transjakarta Grogol.
Padahal pemberian nama Halte 12 Mei Reformasi dilakukan untuk menghargai perjuangan mahasiswa Universitas Trisakti saat reformasi 1998. “Kejadian itu menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Kejadian itu juga melukai puluhan demonstran,” ujar Trubus.