TEMPO.CO, Bogor - Penutupan jalur Puncak mulai dari Gunung Mas hingga Ciloto Cianjur akibat tanah longsor sejak 5 Februari 2018 menyebabkan tingkat hunian atau okupansi puluhan hotel di area tersebut menurun derastis. "Malah okupansi hotel nol persen," kata Andy noverico, Manajemen Talita Mountain Resort and Talita Bukit Raya Hotel, Senin, 19 Februari 2018.
Menurut Andy, penutupan jalur Puncak membuat kawasan itu seperti kota mati. "Karena puluhan hotel yang ada di sekitar ini tidak ada tamu satu pun yang menginap," ujar Andy. Memang, kata Andy, sebelum penutupan ada puluhan tamu pribadi dan perusahaan yang sudah membooking. “Mereka malah membatalkan pesanannya hingga waktu tidak ditentukan," kata Andy.
Penutunan drastis tingkat okupansi atau hunian hotel di jalur Puncak-Ciloto hingga nol persen itu, ujar Andi, bukan hanya terjadi di hotel yang dikelolanya, akan tetapi juga diderita oleh sebagian besar hotel di kawasan itu. "Bukan hanya hotel, tapi restoran, rumah makan, dan outlet pun tutup karena tidak ada tamu," kata Andy.
Meski tidak ada tamu yang datang untuk menginap di hotel tersebut, tapi pihak manajemen hotel tidak meliburkan, apalagi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya. “Semua ditugaskan untuk melajukan perawatan hotel," ucap Andy.
Berdasarkan catatan agenda hotel, hingga akhir Februari belum ada satupun tamu yang melakukan pemesanan untuk menginap atau kegiatan seminar di hotel jalur Puncak. "Kalau pun ada pesanan, itu pun baru ada pada minggu pertama bulan Maret," kata Andy.