TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama Persija Jakarta Gede Widiade membaur dengan para suporter timnya, The Jak Mania, pada laga final Piala Presiden 2018. Lokasi tempat duduk Gede itu jauh dari para tokoh yang hadir, mulai dari Presiden Jokowi, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrowi, Seskab Pramono Anung, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berada di area khusus.
"Saya di tempat duduk penonton itu yang beli tiket, jadi jauh dari perhelatan. Cuma mau nonton sepak bola dan beri support anak-anak (Persija)," kata Gede kepada Tempo, Senin, 19 Februari 2018. Lebih detail, Gede menuturkan lokasi tempat duduknya berada di tribun sebelah gawang.
Sepanjang pertandingan, Gede mengaku tenggelam bersama lautan The Jak Mania yang asik bernyanyi dan bergoyang demi mendukung klub bola favoritnya itu. Tak terbersit di pikirannya bahwa pertandingan yang dimenangkan klubnya itu malah menyajikan insiden yang jadi bahan perbincangan warganet.
Baca : Anies Baswedan Dicegat, Maruarar Mengaku Tak Paham Protokoler
"Jadi saya merasakan nyanyian anak-anak, koreonya, tahu sekali. Kalau soal yang lain-lain, aku jauh," kata Gede. "Kalau kemarin gedungnya gimana, pas gol itu gedung bergetar saya sampai ketakutan."
Begitu peluit panjang akhir pertandingan berbunyi, sontak para The Jak Mania bergembira, tak terkecuali Gede. Musababnya, klub jagoannya itu berhasil melibas Bali United dengan skor 3-0 dan dinobatkan sebagai jawara Piala Presiden 2018.
Merasa timnya menang, Gede pun beranjak dari tempat duduknya. Dia keluar dari tribun dan masuk ke dalam lapangan bersama panitia pelaksana untuk memberi selamat kepada awak timnya.
"Saya itu maju ke depan sendirian gak ada yang suruh maju. Saya maju karena merasa tim saya menang dan mau ngasih selamat aja gitu," demikian Gede. Kendati demikian, Gede tidak ikut naik podium pada penyerahan hadiah. "Hanya di bawah."
Lain kisah dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pria asal Kuningan itu tidak bisa ikut memberi selamat pada tim Macan Kemayoran di podium bersama Presiden Jokowi setelah dicegat oleh personel Paspampres.
Pada gelaran final Piala Presiden 2018, sempat terjadi Gubernur Anies Baswedan dicegat Paspampres ketika hendak turun ke podium bersama Presiden Joko Widodo. Saat itu, Anies Baswedan mengenakan kaos oranye bertuliskan Persija. Terlihat Jokowi dikawal Paspampres berbusana setelan safari hitam turun dari kursi VVIP menuju podium untuk memberi selamat tim Persija yang menjadi juara Piala Presiden 2018 setelah mengalahkan Jakarta Bali United FC.
Anies terlihat mengekor dari belakang. Namun, tiba-tiba seorang anggota Paspampres menghentikan langkah Anies Baswedan dan membisikkan sesuatu. Akhirnya, DKI-1 tidak bisa ikut turun bersama RI-1 menyalami Persija kemudian dia kembali ke tempat duduknya.
Soal kejadian itu, Gede enggan mengomentari lebih jauh, lantaran pada saat itu dia sama sekali tidak mengetahui kejadiannya. "Saya no comment ah mas. Saya kan hanya nonton. Saya aja gak ada yang memperhatikan kok," tutur Gede.
Simak pula : GBK Rusak: Sandiaga Uno Salahkan Baut, Kalau Dirut Persija...
Kata Gede, timnya itu hanyalah finalis Piala Presiden. Pada waktu itu, belum terbersit prosesi atau protokoler macam apa yang mesti diikuti timnya bila menjadi juara. "Ini karena juara aja makanya terus ribut enggak karuan kan. Kalau enggak juara kan mungkin enggak diributin," kata Gede lagi.
Ketua Steering Commitee Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait mengatakan sejak awal nama Anies memang tidak ada dalam daftar untuk mendampingi presiden. Dalam asumsi dia, pria asal Kuningan itu bisa langsung ke podium untuk menerima hadiah ketika Persija Jakarta juara.
"Dalam logika saya, kalau Persija Jakarta menang itu harusnya Mas Anies bersama dengan Persija menerima hadiah dari Presiden," kata Maruarar. Atas kejadian tidak mengenakkan itu, pria yang akrab disapa Ara itu telah melontarkan permintaan maaf kepada Jokowi dan Anies.