TEMPO.CO, Jakarta – Polisi mengungkap perampokan terhadap pemuda bernama Muhammad Ongky. Tersangka berjumlah tiga orang yang bekerja sebagai pengemudi taksi online. “Korban dibuang dalam kondisi tanpa busana dengan tangan dan kaki terikat,” kata Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Mardiaz Kusin, Jumat, 23 Februari 2018.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa Ongky baru saja kehilangan pekerjaan. Dia tak kunjung mendapat pekerjaan baru. Kebutuhan hidup yang mendesak, membuat pemuda 20 tahun itu berpikir untuk menjajakan diri lewat media sosial.
Pada mulanya, kata Mardiaz, Ongky menawarkan diri lewat grup 'Janda Jakarta Selatan'. Karena tak kunjung mendapat tanggapan, dia nekat masuk ke grup 'Gay Jakarta Selatan'. Di sini tawarannya ditanggapi oleh pria bernama Raden Pambudi. Mereka bertukar nomor kontak dan melanjutkan komunikasi melalui aplikasi pesan instan.
Pambudi kemudian mengajak Ongky bertemu di sebuah mal di Jakarta Selatan. Dalam pertemuan itu Pambudi datang bersama keponakannya, Raden Satria, dan rekannya, Rizal. “Mereka pergi menggunakan mobil,” kata Mardiaz.
Dalam perjalanan, Pambudi mengatakan ada pria asing yang mau menggunakan jasa Ongky. Imbalannya Rp 5 juta. Namun sebelum bertemu pria yang dimaksud, Ongky diminta menenggak minuman dan obat kuat. “Padahal itu minuman keras dan pil antimo,” ujar Mardiaz.
Akibat pengaruh obat, Ongky tidak sadarkan diri. Saat itulah Pambudi mulai melucuti pakaian korban. Ia juga berniat meyetubuhi Ongky. “Namun karena korban tidak ereksi, dia jengkel,” kata Mardiaz.
Pambudi kemudian membuang Ongky di Jalan Kemang Timur V kavling VII A, Jakarta Selatan. Ongky ditemukan oleh penduduk setempat dalam keadan telanjang dengan kaki dan tangan terikat serta mulut dilakban. Perampokan ini selanjutnya dilaporkan ke Polsek Mampang.