TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak ingin terlalu menanggapi namanya yang masuk dalam bursa pemilihan presiden 2019. Walaupun namanya ramai dibicarakan akan berpasangan dengan mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, tampaknya Anies tidak antusias membahas hal tersebut.
“Fokus Jakarta dulu,” ujar Anies di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Senin, 26 Februari 2018.
Sebelumnya, dalam survei Indo Barometer yang dirilis belakangan, Anies Baswedan memiliki tingkat keterpilihan 12,1 persen, sedangkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi 49,9 persen. Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan Anies berpeluang menjadi penantang kuat Jokowi dalam pemilihan presiden 2019.
Baca: Jonru Ginting Kutip Pernyataan Anies Baswedan dalam Pledoi
Tidak jauh berbeda, lembaga konsultan politik PolMark Indonesia melakukan simulasi penantang Jokowi dalam pilpres 2019 di luar Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto. Hasilnya, nama Anies Baswedan dan Jenderal Gatot Nurmantyo mampu meraih potensi elektabilitas di atas 50 persen.
Survei ini melibatkan 2.600 responden dari semua provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error lebih-kurang 1,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Setiap responden diwawancarai dengan metode tatap muka.
Baca: Cerita Anies Baswedan Semobil Bareng Jokowi
Direktur Eksekutif PolMark Indonesia Eep Saefullah Fatah menuturkan, saat responden disodori nama pasangan calon presiden dan wakil presiden, Gatot Nurmantyo-Anies Baswedan, hasilnya 53,3 persen menyatakan akan memilihnya. Bila Anies yang menjadi presiden dan Gatot wakilnya, potensi elektabilitas ada di angka 50,4 persen.