TEMPO.CO, Jakarta - Komplotan perampok spesialis pembobol rumah kosong milik polisi dan TNI di Jakarta Barat, mempunyai modus baru dalam melancarkan aksinya. Kepala Kepolisian Resor Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan para pelaku perampokan yang terdiri atas empat orang itu, beraksi dengan menyamar sebagai pengemudi ojek online saat mengintai sasarannya.
"Mereka menyamar untuk memantau kondisi rumah korban. Kalau kosong dan aman, maka jadi target," ujar Hengki di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, 27 Februari 2018. Menurut Hengki, setelah pengintaian dengan menyamar sebagai pengemudi ojek online, para pelaku perampokan beraksi dengan dibekali sepucuk senjata api rakitan.
"Mereka tidak akan segan melukai korban jika kepergok," ujar Henki. Keempat pelaku diincar polisi setelah aksinya membobol rumah seorang anggota polisi di Jakarta Barat. Dari keempat pelaku, baru dua yang berhasil dilumpuhkan, yakni Ikhsan dan Haryanto. Sedangkan untuk dua pelaku lainnya, yakni DS dan AF, masih buron.
Tertangkapnya kedua pelaku berawal dari pengintaian Satuan Kejahatan dan Kekerasan Polres Jakarta Barat terhadap Haryanto. Setelah berhasil membekuk Haryanto dan menembak kakinya karena berusaha melarikan diri pada Senin kemarin, polisi mengejar tersangka Ikhsan.
Namun, saat akan ditangkap di kawasan Kapuk, Jakarta Barat, pada Selasa, 27 Februari 2018, pukul 03.00 WIB, Ikhsan melakukan perlawanan dengan menembaki petugas hingga sempat mengenai rompi peluru di bagian dada.
Mendapat perlawanan, polisi balas menembak dan melukai bagian dada Ikhsan sehingga membuatnya tewas. Dari tangan Ikhsan, polisi berhasil mengamankan sepucuk senjata api rakitan dan sepucuk senjata api Pindad milik polisi lengkap dengan enam selongsong peluru.
Menurut Hengki, para pelaku perampokan memang mengincar rumah aparat polisi atau TNI untuk dirampok. “Tujuannya untuk mengambil senjata api milik anggota tersebut,” kata Hengki.