TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan Pemerintah DKI Jakarta akan melakukan kesepakatan dengan Badan Metrologi, Klimatologi, dan Meteorologi (BMKG) untuk melaksanakan simulasi penanggulangan gempa. Secara teknis, simulasi akan diatur oleh Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Yupan Royter.
“Kami ingin punya kesiapan, karena musibah anytime, jadi harus disiapkan,” ujar Sandiaga Uno di Balai Kota Jakarta, Senin, 5 Maret 2018. Menurut Sandiaga Uno, dirinya ingin memastikan warga bisa mengetahui yang akan dilakukan seandainya gempa megatrhusht terjadi hari ini. “Dalam 72 jam apa saja kegiatannya,” ujar Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno mengatakan, dirinya telah belajar saat ke Jepang untuk mengelola golden period yang 72 jam. Warga harus sudah mengetahui langkah untuk menyimpan air bersih dan makanan. “Melakukan pengamanan-pengamanan mereka seperti apa, dan hal ini teman teman dari BPBD lagi mengagas,” ucap Sandiaga Uno.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan wilayah DKI Jakarta sangat rawan dan akan berdampak parah jika diguncang gempa bumi. Hal itu disampaikan saat membuka diskusi bertema “Gempa Bumi Megathrust Magnitudo 8,7, Siapkah Jakarta?” yang digelar Ikatan Alumni Meteorologi dan Geofisika beberapa waktu lalu
"Karena Jakarta ini tanahnya lunak dan dikepung patahan aktif. Entah dari mana pusat gempanya, guncangannya pasti terasa kuat," kata Dwikorita. Guncangan gempa Lebak tersebut kekuatannya baru 1:10 kali dari guncangan yang diperkirakan magnitudo 8,7 atau setara dengan gempa yang terjadi di Aceh pada 2004.
Meski jarak Jakarta dengan pusat gempa cukup jauh, amplifikasi atau penguatan getaran gempa dapat merusak Ibu Kota Jakarta, karena tanahnya lunak. "Jadi, jarak pusat gempa dengan kota yang jauh tidak berarti guncangannya lemah karena tergantung dari struktur tanah. Kalau tanahnya lunak, guncangannya akan terasa keras lagi," ujar Dwikorita.
Wilayah Jakarta berpotensi terdampak gempa bumi yang bersumber dari zona megathrust subduksi dan sesar aktif. Jika terjadi gempa kuat di zona megathrust, sebagian besar wilayah Jakarta akan memiliki kerentanan sangat tinggi terhadap gempa bumi.
Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya telah mengaudit gedung-gedung tinggi yang telah berdiri lama terkait mitigasi gempa bumi, diantaranya gedung Artha Graha yang berdiri pada 1995 dan Wisma 46 di Sudirman pada 1996. “Hampir semua gedung kita langsung jemput bola,” kata Sandiaga Uno, 28 Februari 2018.