TEMPO.CO, Depok – Senior Manager Humas Daop 1 PT KAI, Edy Kuswoyo mengungkap penyebab rel KRL antara Cilebut-Bogor patah karena cuaca dan penurunan suhu. Akibat rela patah, perjalanan KRL sempat terganggu.
“Rel patah karena rel tersebut aus, faktor pendukungnya akibat dari cuaca atau suhu udara yang mengakibatkan rel memuai dan menyusut,” kata Edy, Rabu 7 Maret 2018.
Pemuaian rel KRL itu terjadi karena terik matahari, sedangkan penyusutan rel disebabkan penurunan suhu atau suhu rendah. “Tingginya frekuensi perjalanan kereta api juga menjadi faktor utamanya,” katanya.
Humas PT Kereta Commuter Indonesia Eva Chairunissa mengatakan ada rel patah di antara jalur hulu stasiun KRL Cilebut ke Bogor pagi ini sehingga jalur tersebut tak bisa dilalui. Akibatnya terjadi antrean KRL menuju Bogor, Rabu, 7 Maret 2018 sekitar pukul 05.14 WIB.
Baca: Pengelola KRL Jabodetabek Ungkap Capaian dan Masalah di 2017
Eva Chairunisa mengatakan jalur Cilebut ke Bogor telah selesai diperbaiki pada pukul 07.39 WIB. "KRL sudah dapat melintas," ujar Eva dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo.
Eva berujar saat ini tim terus mengatur pola operasi untuk mengurai antrean yang terjadi. Akibat rel patah, antrean KRL terjadi di jalur lintas Pasar Minggu ke Bogor. "Begitu pula sebaliknya," katanya.
Sebelumnya, rel patah terjadi di jalur hulu stasiun Cilebut ke Bogor. Hal itu mengakibatkan jalur tersebut tak dapat dilalui. "Akibatnya KRL menuju Bogor menggunakan jalur bergantian dengan KRL arah Cilebut," ucapnya.
Eva mengatakan sebagian KRL yang seharusnya mengakhiri perjalanan di stasiun Bogor diperpendek hanya sampai stasiun Bojong Gede atau Cilebut. KRL tersebut juga akan kembali ke arah Jakarta Kota atau Jatinegara. "Sehingga memang ada antrean KRL menuju Bogor," ucapnya.
SYAFIUL HADI