TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi menolak rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya Sandiaga Uno, menata trotoar Sudirman-Thamrin dengan menebang 451 pohon atau membongkar jalur hijau yang saat ini ada.
“Sulit sekali dan mahal memindahkan pohon. Fungsi pohon di lokasi awal jadi hilang,” kata Kepala Divisi Kampanye Perkotaan dan Energi Eksekutif Nasional Walhi, Dwi Sawung pada Rabu 7 Maret 2018.
Baca juga: Kata Sandiaga Uno Soal Nasib Pepohonan di Desain Sudirman-Thamrin
Menurut Dwi Sawung, konsep penataan trotoar di sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan Thamrin itu sebaiknya menyesuaikan dengan letak pohon.
Proses pergantian pohon yang telah ada dengan pohon yang baru membutuhkan waktu kembali tumbuh. Membuat tanaman baru juga membutuhkan biaya perawatan yang mahal.
“Malah sebenarnya perlu ditambahkan tanaman perdu antara jalan dan trotoar agar paparan polutan kendaraan ke pejalan kaki berkurang bukan malah dikurangi,” paparnya.
Sebanyak 451 pohon bakal jadi korban proyek penataan trotoar di koridor Sudirman-Thamrin. “Rencananya pemindahannya ke RPTRA Kalijodo, ke Taman BMW dan satu lagi kami cadangkan di ruang terbuka di Jalan Tipar Cakung,” kata Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kehutanan Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Jaja Suarja.
Menurut Jajaj, pohon yang akan dipindahkan adalah yang dianggap masih layak. Sementara pohon yang sudah tua dan batangnya telah rapuh akan ditebang.
“Target penataan trotoar Sudirman-Thamrin selesai bulan Juli,” katanya.
Simak juga: Anies Baswedan Didesak Patuhi Aturan di Trotoar Sudirman-Thamrin
Jaja menjelaskan pemerintah daerah meminta PT Mitra Panca Persada, PT Keppel Land, dan PT Mass Rapid Transit (MRT) untuk menganti dengan bibit pohon lainnya. Proses pergantian pohon dilakukan bersamaan dengan penataan trotoar.
“Diganti dengan mahoni, ketapang kencana dan sawo kecik,” katanya menjelaskan proyek trotoar di Sudirman-Thamrin.