TEMPO.CO, Jakarta - PT Adhi Karya menyatakan telah melakukan evaluasi usai insiden pipa gas bocor kena bor proyek Light Rail Transit (LRT) di daerah Cawang, Jakarta Timur, Senin malam. Akibat pipa gas bocor itu, pasokan gas PGN ke Kalibata terganggu.
"Dari peristiwa itu kami belajar koordinasi sangat penting," kata General Manager Departemen LRT PT Adhi Karya Agus Karianto di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 13 Maret 2018.
Agus mengatakan agar kejadian bor LRT tidak menyebabkan pipa gas bocor tidak terulang, pihaknya akan menerapkan peraturan baru. Peraturan tersebut adalah kunci setiap alat berat harus dipegang oleh penanggungjawab proyek. "Baik ekskavator, alat bor dan crane yang pegang kuncinya supervisor," kata dia.
Baca: Pipa Gas Bocor Kena Bor LRT, Begini Penjelasan Dirut Adhi Karya
Insiden kebocoran pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Cawang terjadi sekitar pukul 19.50 WIB, Senin, 12 Maret 2018, saat ada kegiatan pemasangan tiang pancang proyek LRT. Mata bor mengenai pipa PGN dengan diameter 8 inci yang ditanam sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah.
Pukul 22.30 WIB, lokasi kebocoran sudah dipasangi garis polisi. PGN menutup valve atau katup pada pipa yang berlokasi persis di depan Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut. Imbasnya, pasokan gas untuk pelanggan di Rumah Susun Bidaracina dan Kalibata Mall mengalami gangguan.
Menurut Agus, peristiwa pipa gas bocor berawal dari kesalahan komunikasi antara Adhi Karya dengan pihak subkontraktor pengebor LRT. Perintah itu keluar, kata dia, karena menurut survei sebelumnya diketahui ada pipa gas di area yang mau dibor. "Kemarin seharusnya di situ tidak ada kerjaan malam itu, tapi mungkin operator mau cepat, jadi dikerjakan," kata dia.