Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diduga Perdagangan Anak, Ibu Angkat Sekap Lima Anak di Hotel

image-gnews
Ilustrasi Pedofil, pelecehan, eksploitasi, pornografi dan perdagangan anak. shutterstock.com
Ilustrasi Pedofil, pelecehan, eksploitasi, pornografi dan perdagangan anak. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Diduga terlibat perdagangan anak, seorang perempuan dilaporkan ke polisi karena menyekap lima anak angkatnya selama bertahun-tahun di hotel. Perempuan berinisial CW itu dilaporkan mengurung anak angkatnya dengan cara berpindah-pindah hotel.

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Roma Hutajulu, menuturkan kelima anak itu adalah RW, 14 tahun, FA (13), OW (13), EW (10), dan TW (8). “Kami sedang menunggu hasil pemeriksaan secara psikologis dari lembaga perlindungan anak,” kata Roma, Rabu 14 Maret 2018.  

Roma menerangkan, kasus ini terungkap setelah seorang baby sitter dan anak berinisial FA melapor ke polisi. Anak berusia 13 tahun itu mengaku disekap di dalam hotel bertahun-tahun. Anak-anak angkat itu juga dilarang keluar hotel dan tidak disekolahkan.

Baca: Suami-Istri Dituduh Jual Bayi, Saking Miskinnya, Rumahnya...  

Polisi menduga, selama terkurung di kamar hotel, anak-anak itu mengalami kekerasan psikis. Karena itu, polisi menggandeng lembaga perlindungan anak untuk memeriksa kondisi psikologis anak-anak tersebut.

Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Prabowo Argo Yuwono, mengatakan pihaknya telah mengambil alih pengusutan kasus ini dari Polres Jakarta Pusat. Namun polisi belum menetapkan CW, perempuan berusia 60 tahun, sebagai tersangka karena masih mengumpulkan bukti yang cukup. “Sementara ibu CW belum bisa dimintai keterangan karena masih sakit,” ucap Argo. Di samping mencari bukti dugaan kekerasan terhadap anak, polisi menelisik indikasi praktik perdagangan anak.

Ketua Indonesia Child Protection Watch, Erlinda, mengatakan lembaganya turut menangani kasus ini bersama Komisi Perlindungan Anak (KPAI) dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Erlinda menuturkan telah mendapat pengakuan dari para korban bahwa CW kerap memukuli dan mengata-ngatai mereka dengan kasar. “Bahkan, ketika anak-anak dipukul, mereka menganggap itu hal biasa,” ucap Erlinda.

Menurut Erlinda, perlu waktu sekitar satu bulan untuk memastikan apakah anak-anak tersebut mendapat perlakuan kasar dari CW. Untuk mempercepat pemulihan psikologis anak-anak itu, Erlinda menyarankan agar kepolisian menempatkan mereka di “rumah aman” milik Kementerian Sosial.

Erlinda juga menyarankan agar polisi melakukan tes genetik seperti uji deoxyribonucleic-acid (DNA) untuk memastikan apakah anak-anak itu diambil dari satu orang tua atau tidak. Menurut dia, tes genetik itu bisa menjadi petunjuk tentang motif CW mengadopsi kelima anak tersebut.

Berdasarkan keterangan pelapor dan anak-anak, Erlinda menambahkan, CW telah mengadopsi kelima anak tersebut selama hampir tujuh tahun. Erlinda menduga adopsi dilakukan secara ilegal. Sebab, CW tidak langsung mengadopsi anak-anak itu dari orang tua mereka, melainkan dari sejumlah perantara.

Seperti halnya polisi, Erlinda menduga ada motif perdagangan anak dalam kasus ini. Indikasinya, kata dia, CW bisa hidup dengan berpindah-pindah hotel bersama anak angkatnya, tapi sama sekali tak menyekolahkan mereka. “Itu ganjil,” kata Erlinda. “Hak-hak dasar anak-anak itu terabaikan.”

ANDITA RAHMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Hotel Terbesar di Dunia, Ada yang Punya Lebih dari 7.000 Kamar

2 hari lalu

Ilustrasi hotel terbesar di dunia. Foto: Canva
10 Hotel Terbesar di Dunia, Ada yang Punya Lebih dari 7.000 Kamar

Berikut ini deretan hotel terbesar di dunia, didominasi oleh kompleks mewah di Las Vegas, Amerika Serikat. Kamarnya capai lebih dari 7.000.


Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

4 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Adrien Olichon
Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

7 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.


Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

9 hari lalu

Hotel Tentrem Yogyakarta. Foto: IG @hoteltentremyogyakarta.
Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

Paket syawalan usai libur Lebaran ini diharapkan menjadi satu pengobat melesetnya target okupansi hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini.


Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

10 hari lalu

Ilustrasi interior hotel. Pixabay
Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

PHRI berharap tahun-tahun mendatang akan lebih banyak event untuk menjaring wisatawan datang ke Yogyakarta.


Okupansi Kamar Hotel di Solo Raya Musim Libur Lebaran 2024 Lebih dari 90 Persen

14 hari lalu

Solo Paragon Hotel & Residences
Okupansi Kamar Hotel di Solo Raya Musim Libur Lebaran 2024 Lebih dari 90 Persen

Tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di wilayah Solo dan sekitarnya atau Solo Raya di musim libur Lebaran 2024 atau Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriyah ini rata-rata lebih dari 90 persen


Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

19 hari lalu

Ilustrasi kekerasan pada anak. health. wyo.gov
Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

Psikolog menyebut para pelaku kekerasan anak cenderung memiliki gangguan kesehatan mental dan biasanya orang terdekat.


Rekomendasi Tempat Staycation untuk Warga Jakarta yang Tidak Mudik Lebaran

21 hari lalu

The Lamandau (thelamandau.com)
Rekomendasi Tempat Staycation untuk Warga Jakarta yang Tidak Mudik Lebaran

Staycation di Ibu Kota sembari menikmati suasana yang bertolak belakang dengan Jakarta di hari kerja bisa jadi pilihan saat Libur Lebaran.


Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

24 hari lalu

Universitas Jambi. Dok. ANTARA
Cerita Pilu RM, Mahasiswi Universitas Jambi Kerja Paksa di Jerman dari Sortir Buah hingga Kuli Bangunan

Hingga detik ini, RM, mahasiswa Universitas Jambi itu menyimpan kisah pilu ferienjob dengan kedok magang mahasisw dengan tidak memberitahu keluarga.


The Sahira Hotel Menyambut Zasly Perdana Kusuma sebagai General Manager Baru

28 hari lalu

Zasly Perdana Kusuma, General Manager The Sahira Hotel yang baru,
The Sahira Hotel Menyambut Zasly Perdana Kusuma sebagai General Manager Baru

The Sahira Hotel adalah sebuah akomodasi bintang 4 yang berkonsep madani eksklusif dengan sentuhan nuansa Timur Tengah.