TEMPO.CO, Jakarta -Kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Meliala menilai kasus skimming data kartu debit Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya bertujuan untuk mencuri uang milik nasabah. Sebab, target pencurian bukanlah database milik BRI, namun hanya mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
"Kalau di ATM kan umumnya nasabah retail, bukan nasabah korporasi yang ambilnya gede-gede," kata Adrianus saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 17 Maret 2018 ihwal kasus pembobolan nasabah BRI itu. "Satu orang Rp 5 juta, kalau 10 orang kan lumayan."
Jumat 16 Maret 2016, Polda Metro Jaya merilis penangkapan sindikat pembobol rekening nasabah BRI. Kelompok ini menggunakan modus pencurian data di kartu debit atau skimming untuk menggandakan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) milik nasabah, lalu menguras isi tabungan.
Baca : Komplotan WNA Pembobol Bank BRI Diintai Selama Sepekan
Anggota sindikat yang diringkus terdiri atas 3 orang berkewarganegaraan Rumania, 1 berkewarganegaraan Hungaria, dan 1 warga Indonesia.
Buntutnya, Bank Indonesia memanggil pimpinan BRI untuk meminta penjelasan terkait banyaknya kasus pencurian data di kartu debit (skimming), khususnya yang terjadi di Kediri, Jawa Timur.
Dari hasil pertemuannya itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Erwin Rijanto, menyebutkan, BRI menjamin akan menuntaskan kasus dugaan skimming tersebut. "Karena ini menyangkut sistem pembayaran, kami juga sangat concern," ujarnya, Jumat, 16 Maret 2018.
Adrianus mengatakan tindak kejahatan perbankan berupa skimming sebenarnya adalah praktik paling mudah dilakukan. Sebab, pelaku hanya menyasar proses entry (pemasukan) data kartu debit dan belum sampai pada proses hacking atau meretas database perbankan.
Simak pula : Polda Metro Ungkap Komplotan Skimming Nasabah via ATM
, Modusnya?
Selain itu, kata dia, kasus pencurian data nasabah dengan modus skimming bukanlah model kejahatan yang baru. Sebelumnya, kata Adrianus, kejahatan serupa juga sudah pernah dilakukan oleh pelaku dari Indonesia. Prakter selama ini dilakukan lewat cara sederhana seperti pengalihan perhatian nasabah hingga kamera pengintai di dekat ATM.
Namun, karena pembobolan para nasabah BRI kali ini melibatkan orang asing, kata dia, perlu diselidiki lebih lanjut apakah ada keterlibatan sindikat yang lebih luas. "Mereka (orang asing) datang jauh-jauh, saya menduga ada teknologi skimming baru yang dibawa," demikian Adrianus.