TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Seorang kakek berusia 70 tahun hidup dalam kemiskinan di kampung Parung Benying, kelurahan Serua, kecamatan Ciputat, kota Tangerang Selatan. Ia sebatang kara menempati gubuk berukuran 2X1 meter.
"Namanya Pak Sukiman, tapi orang-orang sini manggilnya Pak Okem,” kata Aini, 67 tahun, penduduk setempat, Selasa, 20 Maret 2018. “Dia tinggal di gubuk sudah lama.”
Gubuk yang ditinggali Sukiman berada di lahan kosong. Dindingnya terbuat dari triplek bekas dengan atap asbes dan terpal.
Menurut Aini, Sukiman tinggal di gubuk itu sekitar satu tahun. "Kasihan dia, tinggal sendiri. Anaknya ada tapi enggak tahu dimana keberadaanya,” kata Aini. “Untuk makan, ya dikasih sama warga, kalau mau mandi ada toiletnya, khusus dibuatkan oleh warga untuk dia.
Sukiman, kakek berusia 70 tahun yang tinggal di dalam gubuk berukuran 2X1 diwilayah kampung Parung Benying, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan. TEMPO/Muhammad Kurnianto
Di gubuk itu Sukiman tidur menggunakan kasur kapuk yang sudah lusuh. Dia sebenarnya pernah tinggal di rumah singgah milik Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan selama empat bulan. “Katanya enggak betah, jadi dia ke sini,” ujar Aini.
Lurah Serua, Tommy Patria Edwardi, berencana memindahkan Sukiman ke tempat yang lebih layak. Ia tidak tega melihat pria tua itu hidup dalam kemiskinan. "Nanti semua unsur akan kami kumpulkan mulai dari dinas sosial, dinas permukiman, RT, RW serta Bazda untuk membantu Sukiman," ujarnya. “Saya berencana memindahkannya ke rusunawa, nanti saya bicara dengan pengelola."