TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya menyatakan insiden pembobolan data nasabah di sejumlah wilayah di Indonesia dikendalikan oleh satu sindikat besar skimming. Sindikat inilah yang terlibat dalam aksi pembobolan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Kediri, dan yang terbaru, Surabaya.
Satu orang pelaku utama yang otak dari sindikat ini tengah diburu oleh kepolisian. "Sudah ada namanya dan sedang kami cari," Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta saat ditemui di Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 22 Maret 2018.
Nico tidak bersedia merinci identitas dari satu orang tersebut termasuk kewarganegaraannya. Nico hanya menyebut satu orang tersebut merupakan bagian dari kelompok pertama. "Nanti saya kasih tahu," kata dia.
Baca: Kronologi Satpam Ringkus Satu Tersangka Kejahatan Skimming
Saat ini, kepolisian telah menangkap enam orang anggota sindikat skimming. Tiga orang merupakan warga Rumania, satu warga Hungaria, satu warga Bulgaria, dan satu warga Indonesia. Polisi mengakui masih ada pelaku lain yang saat ini tengah dibidik keberadaannya. Seluruhnya merupakan anggota kelompok dua dan tiga.
Kelompok pertama bertugas memasok peralatan hardware dan software dari luar negeri ke Indonesia. Kelompok kedua bertugas memasang alat skimming. "Kelompok ini tersebar banyak, tapi alatnya masih dari kelompok pertama," kata dia. Terakhir, kelompok ketiga yang bertugas membobol uang milik nasabah.
Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Agung Sampurno mengatakan koordinasi dengan kepolisian telah dilakukan, termasuk pada kasus pembobolan data nasabah ini. Penyidik, kata dia, dapat meminta data perlintasan Warga Negara Asing (WNA) kepada imigrasi.
Baca: Komplotan Skimming 13 Bank, Polisi Tangkap Lagi Seorang WNA
Selanjutnya, penyidik bisa mempelajari data dari imigrasi dan membandingkan dengan data milik Interpol. "Kasus skimming sama dengan kasus tindak pidana lainnya, memerlukan koordinasi lintas instansi dan negara," kata Agung.