Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Daerah Rawan Banjir dan Longsor Puncak Bertambah, Ini Sebabnya

image-gnews
Kendaraan Angkutan Kota (Angkot) dari arah Bogor melintasi jalur Puncak-Cianjur yang sedang diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pasca longsor dua pekan lalu, Senin, 19 Februari 2018. Tempo/Sidik Permana
Kendaraan Angkutan Kota (Angkot) dari arah Bogor melintasi jalur Puncak-Cianjur yang sedang diperbaiki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pasca longsor dua pekan lalu, Senin, 19 Februari 2018. Tempo/Sidik Permana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hidrologi Hutan juga dosen di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Nana Mulyana Arifjaya mencemaskan ancaman bencana banjir bandang dan longsor Puncak. Terutama saat curah hujan dengan intensitas tinggi hingga esktrim mengguyur sebagian besar wilayah Bogor.

“Saat ini tingkat kerawanan akan potensi bencana longsor dan banjir bandang di wilayah Puncak sangat tinggi, manakala curah hujan diatas normal mengguyur cukup lama di tiga kecamatan ini,” kata Nana, kemarin.

Meningkatnya potensi bencana di kawasan Puncak, merupakan dampak dari meningkatnya bukaan lahan di wilayah puncak akibat alih fungsi kawasan lindung sebagai daerah resapan air sekaligus hulu sungai Ciliwung berubah menjadi bangunan vila dan pemukiman warga, dan tidak adanya menajemen tata kelola air di kawasan hulu aliran sngai,

Baca : Usai Longsor, Banjir Bandang Ancam Kawasan Puncak

“Kondisi ini bertambah parah setelah dengan adanya dua kejadian gempa yang terjadi di daerah Banten dan Sukabumi, yang getaranya menyebabkan adanya gerakan tanah di kawasan Puncak, yang dapat berubah menjadi daerah gelincir yang banyak menyebar di kawasan tersebut,” tutur Nana.

Menurut dia, curah hujan yang cukup tinggi dengan intensitas mencapai 130-140 milimeter/perdetik yang terjadi Minggu 4 februari 2018 dari sore hingga malam, daerah gelincir yang tersebar di puluhan lokasi di lereng perbukitan ini berubah menjadi longsoran tanah.

“Bahkan dibebrapa lokasi yang luasan daerah gelincirnya cukup besar, menampung jumlah air yang dalam jumlah besar menjadi banjir lumpur yang dapat mengakibatkan banjir bandang,” kata Nana lagi.

Sekretaris Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Parnowo mengatakan, Kabupaten Bogor menjadi salah satu satu daerah rawan pergeseran tanah sangat tinggi di Indonesia berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan megitasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Data Mineral.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Hail survei pada tahun 2017 lalu, dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor ada 22 kecamatan yang rawan pergeseran tanah yang berpotensi menjadi bencana longsor saat turun hujan," Budi, Kamis, 22 Maret 2018.

Dari 22 kecamatan yang rawan pergerakan tanah di Kabupaten Bogor, 12 kecamatan diantaranya masuk dalam statusnya tingkat potensinya menengah sampai tinggi. "Bahkan ada beberapa daerah telpatnya 8 Kecamatan di Kabupaten Bogor pergeseran tanah tersebut juga dapat mengakibatkan banjir bandang," ujar Budi lagi.

Simak juga : Puncak Makin Botak, 5.700 Hektare Hutan Lenyap dalam 16 Tahun

Ke-22 kecamatan yang masuk dalam rawan pergeaeran tanah ini adalah di Babakanmadang, Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampea, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol, dan Kemang.

“Bahkan dalam surat edaran terbaru pasca bencana tanah longsort di Kawasan Puncak, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, memetakan puluhan titik pergeseran tanah yang baru menyebar di kawasan Puncak terutama di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua,” kata dia.

Titik-titik rawan pergeseran tanah yang menyebar di wilayah desa Tugu Utara ini, berpotensi tinggi menyebabkan bencana longsor dan banjir bandang yang besar saat diguyur hujan lebat.

“Berdasarkan data Kementrian ESDM, salah satunya berada di Gunung Mas dengan lebar mahkota longsoran pada tebing berkisar 30 meter, dengan panjang berkisar dari 125-150 meter dengan kemiringan lereng 53 derajat, jika terjadi longsor maka dapat memutuskan akses jalan raya Puncak,” kata Budi soal tingginya ancaman rawan longsor Puncak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

34 menit lalu

Pengungsi korban banjir bersiap meninggalkan posko pengungsian di gedung DPRD, Kudus, Jawa Tengah, Selasa 26 Maret 2024. Sebanyak 3.756 jiwa pengungsi korban banjir Demak yang mengungsi ke Kabupaten Kudus mulai dipulangkan ke daerah asal secara bertahap, karena banjir sejak (13/3/2024) yang merendam 126 desa di 13 kecamatan yang mengakibatkan 131.703 jiwa terdampak dan13.027 jiwa diantaranya mengungsi tersebut mulai surut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Kondisi Terkini Banjir Demak, Sudah Tidak Ada Warga yang Mengungsi

Tersisa empat titik banjir di Demak dengan ketinggian 10-20 sentimeter. Pengerahan teknologi modifikasi cuaca belum berani dihentikan.


Tanggul Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Ditinggikan Antisipasi Banjir Rob

56 menit lalu

Petugas pelabuhan Tanjung Emas Semarang memantau kapal pesiar Silver Whisper berbendera Eropa yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Kamis, 29 Februari 2024. Budi Purwanto
Tanggul Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Ditinggikan Antisipasi Banjir Rob

Tanggul atau lining dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang ditinggikan untuk mengantisipasi banjir rob menjelang arus mudik lebaran.


Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

18 jam lalu

Peta satelit wilayah sebaran banjir di pantai utara Jawa Tengah pada Maret 2024 dari Google Earth Engine yang dihubungkan dengan muncul kembalinya Selat Muria. Istimewa
Isu Munculnya Selat Muria Mengemuka, BRIN: Perlu Riset Cuaca Ekstrem dan Penurunan Tanah

Selat Muria merupakan selat yang pernah ada, yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Muria.


Jembatan Little Semanggi di Bandara Soekarno-Hatta Dioperasikan H-5 Lebaran, Polisi: Atasi Kemacetan

1 hari lalu

Jembatan layang Little Semanggi di Bandara Soekarno-Hatta yang akan segera dioperasikan pada H-5 Lebaran 2024. Dok istimewa
Jembatan Little Semanggi di Bandara Soekarno-Hatta Dioperasikan H-5 Lebaran, Polisi: Atasi Kemacetan

Jembatan berbentuk setengah daun semanggi ini dibangun di depan pintu masuk serta menghubungkan dua jalan yang mengelilingi Bandara Soekarno-Hatta.


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

1 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

1 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.


Basarnas Temukan 4 Korban Tewas Imbas Banjir dan Longsor di Bandung Barat

1 hari lalu

 Anggota SAR dan relawan mengevakuasi warga yang mengungsi menggunakan perahu karet melewati Jalan Raya Dayeuhkolot saat banjir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 12 Januari 2024. Hujan lebat di wilayah Bandung Raya membuat semua sungai meluap dan merendam ribuan rumah disejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung, juga menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di beberapa wilayah. TEMPO/Prima mulia
Basarnas Temukan 4 Korban Tewas Imbas Banjir dan Longsor di Bandung Barat

Tim gabungan Basarnas masih mencari enam orang korban yang hilang imbas banjir dan longsor. Proses pencariannya akan dilanjutkan pada pagi ini.


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

2 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Banjir Demak, Pemerintah Kerahkan 12 Pompa untuk Mengurangi Titik Banjir

2 hari lalu

Seorang kakek digendong anaknya melintasi banjir untuk mengikuti pengajian di Masjid Agung Demak di kawasan alun alun kota, Selasa, 19 Maret 2024. Banjir telah merendam 11 kecamatan di Kabupaten Demak, akibat 6 tanggul sungai jebol tidak kuat menahan derasnya arus sungai. Tempo/ Budi Purwanto
Banjir Demak, Pemerintah Kerahkan 12 Pompa untuk Mengurangi Titik Banjir

Wilayah terdampak banjir berkurang karena curah hujan terus berkurang, serta penempatan pompa di daerah banjir, dan perbaikan tanggul yang jebol.


Lumpuh karena Banjir Berhari-hari , Jalur Pantura Demak-Kudus Sudah Kembali Dibuka

3 hari lalu

Kendaraan bermotor melaju perlahan saat melintasi jalan yang rusak terdampak banjir di jalur utama pantura Demak-Kudus Kilometer 44 di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Minggu, 24 Maret 2024. Bupati Demak Esti'anah telah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Demak mendata seluruh ruas jalan rusak terdampak banjir yang kemudian diprioritaskan untuk perbaikan pada kewenangan wilayah jalan pemerintah pusat, provinsi, dan daerah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo saat memantau penanganan banjir Demak pada Jumat (22/3). ANTARA FOTO/Aji Styawan
Lumpuh karena Banjir Berhari-hari , Jalur Pantura Demak-Kudus Sudah Kembali Dibuka

Habis banjir lebih dari sepekan terbitlah jalan rusak di Jalur Pantura Demak-Kudus.