TEMPO.CO, Jakarta -Terkait peringatan Hari Air Sedunia 2018, rupanya permasalahan air bersih di DKI Jakarta belum juga terselesaikan. Direktur Utama PD Perusahaan Air Minum atau PAM Jaya Erlan Hidayat mengatakan beberapa daerah di Jakarta memang belum teraliri air bersih dari pipa PAM.
Secara keseluruhan, kata Erlan Hidayat, saat ini sekitar 40 persen wilayah Jakarta belum teraliri air bersih dari PAM. Cakupan pelayanan air bersih PAM masih sekitar 60 persen. "Total jumlah sambungan pelanggan sebanyak 839.391 sambungan," ucap Erlan saat dihubungi Tempo, Jumat 23 Maret 2018.
Baca : Hari Air Sedunia, Menteri PUPR: Jakarta Tak Akan Alami Day Zero
Menurut Erlan hanya daerah Jakarta Pusat yang sudah 100 persen tersambung dengan air PAM. Jakarta Timur misalnya, masih ada beberapa wilayah yang belum tersedia infrastruktur pipa.
“Daerah itu antara lain Pondok Kopi, Malaka Jaya, Malaka Sari, serta sebagian wilayah Pondok Kelapa. Sebagian wilayah Ujung Menteng dan Cakung Timur juga belum teraliri air bersih,” ujar Erlan lagi.
Erlan juga menyampaikan bahwa jaringan pipa juga masih belum terpasang di sejumlah kawasan Jakarta Utara Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. “Di Jakarta Selatan, seperti Pondok Rangon, Bintaro, serta Lenteng Agung, memiliki kondisi air tanah yang masih baik” Erlan menambahkan.
Di Jakarta Barat kata Erlan daerah Kamal Tegal Alur Pagandungan Kalideres SemananMeruya Selatan dan Joglo belum bisa mengakses air bersih. Jaringan pipa diseluruh wilayah tersebut belum dibangun. “Kalau daerah Duri Kosambi dan Meruya Utara sebagian sudah memakai air PAM“ ucapnya.
Adapun Kawasan Jakarta Utara menurut Erlan menjadi salah satu daerah paling banyak belum menikmati air bersih. Sebagian area di Rorotan Kali Baru Semper Timur Pluit KapukAncol Penjaringan. “Wilayah yang keseluruhan belum terpasang pipa yakni Marunda Kamal Muara dan Kapuk Muara ” Erlan memaparkan.
Seblumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan saat ini hanya 60 persen penduduk DKI yang memiliki aliran pipa air bersih. “Sebanyak 40 persen tidak punya,” kata Anies Baswedan saat menghadiri acara Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun 2018 di Jakarta pada Kamis, 22 Maret 2018.
Anies Baswedan mengatakan yang menjadi persoalan pada krisis air adalah masyarakat masih harus membeli air secara eceran, yang biayanya sekitar Rp 20 ribu per hari. Dalam sebulan, ribuan warga miskin itu harus merogoh kocek hingga Rp 600 ribu.
“Jadi yang hari ini hidupnya masih sulit biaya hidupnya lebih tinggi daripada mereka yang sudah sejahtera," ujar Anies Baswedan bertepatan Hari Air Sedunia tersebut. "Kalau pemerintah hanya memikirkan infrastruktur besar, tidak memikirkan infrastruktur untuk rumah tangga, maka ketimpangan akan terus terjadi di Jakarta."