TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu jajanan yang laris diserbu pembeli di Festival Bongsang di Jalan Raya Ragunan, adalah dodol Betawi. Dalam festival kebudayaan Betawi yang digelar 2 hari itu terdapat 150 kios yang menjajakan aneka ragam cemilan, pakaian, mainan, hingga aksesoris khas budaya betawi.
Salah satu pedagang dodol Betawi, Budiyono, tengah mengaduk adonan dodolnya, Ahad siang. "Harus diaduk 12 jam di kenceng (kuali besar khusus dodol)" kata Budiyono di Festival Bongsang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad, 25 Maret 2018.
Dodol Betawi memiliki warna hitam kecoklatan dengan varian rasa yang lebih sedikit daripada dodol daerah lain. Secara umum, bahan dasarnya terdiri dari ketan putih, ketan hitam, dan gula.
Budiyono menjual dodol Betawi rasa ketan putih, ketan hitam dan rasa durian. Dari tiga varian rasa tersebut, Budiyono menuturkan, dodol duren lah yang paling laku dibeli warga. "Alhamdulillah yang duren udah habis. Laku keras," kata dia.
Baca: Ada Bubur Ase, Kuliner Betawi Langka di Pasar Seni Ancol
Di kios Budiyono, setengah kilogram dodol dijual seharga Rp 40 ribu. Dodol Bbetawi seberat satu kilogram dijual dengan harga Rp 80 ribu.
Suasana di Festival Bongsang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad, 25 Maret 2018 TEMPO/Andita Rahma
Tidak hanya dodol, Budiyono juga menjual pajangan ondel-ondel mini. Ondel-ondel mini itu terbuat dari botol bekas air mineral yang dilukis dan dihias berawrna-warni. Sepasang ondel-ondel dibanderol Rp 35 ribu.
Selama dua hari berjualan di festival ini, Budiyono mengaku, di hari pertama ia berhasil meraup pendapatan total Rp 10 juta dari penjualan dodol betawi dan pajangan ondel-ondel mini.
Budiyono berharap, Festival Bongsang bisa terus terlaksana sebagai wadah memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan betawi kepada masyarakat. "Ya kalau bisa setiap tahun lah ada," ucap dia.