TEMPO.CO, Bogor - Melalui program green campus, Institut Pertanian Bogor (IPB) berbenah diri untuk menjadi kampus millenial dan instagramable alias menarik untuk difoto. Rektor IPB Dr Arif Satria mengatakan lahan kampus akan dimaksimalkan untuk dijadikan taman tematik, serta sarana prasarana pendukung yang nyaman.
"Kampus akan lebih nyaman secara sosial dan lingkungan, harus millenial," kata Rektor IPB Dr Arif Satria seperti dikutip oleh Antara, Senin 26 Maret 2018.
Arif memaparkan program kerja yang apa saja yang telah dicapai, yang sedang dilaksanakan dan akan dikerjakan selama masa kepemimpinannya sebagai rektor periode 2017-2023.
Ia mengatakan ada dua program utama yang jadi targetnya yakni program secara internal dan eksternal. Secara eksternal yang telah dilakukan IPB adalah meluncurkan program penerimaan mahasiswa undangan jalur Ketua OSIS, dan membuka kelas internasional untuk Fakultas Kedokteran Hewan, Ilmu dan Teknologi Pangan, serta Teknologi Industri Pertanian.
Baca: Kalahkan 2 Profesor, Arif Satria Jadi Rektor Baru IPB
Sedangkan dari sisi internal IPB sedang merintis banyak hal, lanjut Arif, dimulai dari pengelolaan sampah di IPB dengan mengembangkan bank sampah.
Pengembangan bank sampah ini kolaborasi antara Agrianita IPB, BEM dan rektorat. IPB juga mendapatkan sponsor dari swasta untuk pengadaan mesin pencacah sampah. "Selama ini persoalan sampah tidak pernah selesai, menjadi urusan rektorat. Sekarang sudah ada kolaborasi antara BEM, Agrianita, dan rektorat untuk membuat bank sampah," katanya.
Selain pengolahan sampah, bagian dari program "green campus" lainnya adalah pembangunan taman tematik di kampus IPB Dramaga. Akan ada 47 taman yang akan dibangun dengan tema yang berbeda-beda. Saat ini sudah terkumpul dana sebesar Rp3 miliar dari alumni untuk pembangunannya.
"Karena taman itu mahal, sehingga kami melibatkan seluruh alumni perangkatan untuk memberikan kenang-kenangan kepada kampus berupa taman," katanya.
Pada taman tersebut lanjut Arif, akan ada prasasti per angkatan, menjadi tempat para alumni untuk pulang ke kampus dan bersuafoto. Juga ada taman sejarah yang akan memajang dan mengenalkan foto-foto rektor IPB. "Taman-taman yang instragrammable," kata mantan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) ini.
Menurut Arif keberadaan taman diperlua untuk keindahan. Taman yang indah, didukung pendestrian yang bagus akan mendorong orang-orang berjalan kaki dengan nyaman. "Orang lebih nyaman berjalan kaki, ini bagian dari 'green campus'. Kalau orang jalan kaki, selalu sehat, tempat yang benar-benar nyaman buat mahasiswa refreshing, untuk ekspresi seni, fotografi dan macam-macam," katanya.
Untuk mengembangkan taman tematik ini, lanjut Arif, IPB memiliki konsep sendiri, yang dirancang oleh Departemen Arsitektur Lanskap yang memiliki kompetensi serta sudah teruji. "Kita rancang konsep sendiri," kata Arif.
Untuk mendukung kenyamanan mahasiswa, IPB juga akan membangun unit layanan terpadu dengan pelayanan sistem perbankan, petugas yang ramah, tempat duduk yang nyaman dan dilengkapi gerai kopi. "Jadi urusan admistrasi tidak lagi di rektorat, tidak pakai teralis lagi, berdiri di jendela. Semua kita pusatkan di Unit Layanan Terpadu, ada tempat duduknya, dan ada coffee shopnya," kata Arif.
ANTARA