TEMPO.CO, Jakarta - Cegah harga pangan melonjak menjelang hari raya, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sepakat pangkas rantai pasok (supply chain). Menteri Amran mengatakan hal ini dilakukan demi menstabilkan harga bahan yang cenderung fluktuatif menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Amran Sulaiman menuturkan, jika tadinya terdapat delapan hingga sembilan titik rantai pasok, pada momen Ramadan dan Idul Fitri nanti hanya akan menjadi tiga titik rantai pasok. Nantinya, kata dia, perusahaan badan usaha milik daerah bidang pangan DKI Jakarta dapat langsung mengakses bahan pangan ke gabungan kelompok tani (gapoktan).
Baca Juga:
"Kami memotong, dari kelompok tani langsung ke PD Pasar Jaya, dan seterusnya, kemudian langsung ke konsumen. Jadi tinggal tiga (mata rantai pasokan)," kata Amran usai rapat dengan Wakil Gubernur Sandiaga Uno di kantor Kementerian Pertanian, Rabu, 28 Maret 2018.
Baca: Macet Demo Taksi Online, Sandiaga Uno Pilih Lewat Jalur DPRD DKI
Amran berujar, pemotongan mata rantai pasok itu dapat menghasilkan keuntungan hingga 10 persen. Artinya, kata Amran, penyederhanaan rantai pasok dapat memangkas disparitas harga dengan signifikan. Dia mencontohkan, harga bawang sebesar Rp 10 ribu di produsen dijual dengan harga Rp 30-40 ribu di Jakarta.
"Bawang disparitasnya 300 persen. Nah ini kami potong. Kami siapkan bawang merah, cabe, kemudian beras. Langsung ke PD Pasar Jaya dan Food Station. Itu operasionalnya," kata Amran.
Sandiaga Uno mengatakan pemerintah DKI berkomitmen menstabilkan harga-harga bahan pangan. Dia juga meminta BUMD pangan memastikan harga-harga pangan tidak fluktuatif atau naik selama Ramadan dan Idul Fitri.
Baca: Kenapa Sandiaga Uno Getol Bangun JakGrosir di DKI?
"Food Station, PD Pasar Jaya, Dharma Jaya, kami all out, tidak ingin memberikan sedikit pun celah yang berpotensi membuat harga bergejolak dan cenderung naik di bulan Ramadan dan Idul Fitri," kata Sandiaga Uno.
Menteri Amran Sulaiman menambahkan, pembahasan itu berujung pada penandatangan nota kesepahaman dengan sejumlah asosiasi pengusaha produk-produk pertanian. "Kami sudah sepakat, sudah tanda tangan MoU dengan para asosiasi. Mulai bawang merah, bawang putih, cabe, daging, beras, gula, minyak goreng, telur, ayam," kata Amran.