TEMPO.CO, Bekasi - Polisi meminta anggota ormas PP (Pemuda Pancasila) yang terlibat pengeroyokan terhadap prajurit TNI AU di Bekasi, segera menyerahkan diri. Sebab polisi akan terus memburu meski mereka kabur ke luar daerah. "Kami masih terus melakukan pengembangan," kata Kepala Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Indarto, pekan lalu.
Polisi saat ini baru menangkap satu orang yang diduga terlibat pengeroyokan itu. Orang itu bernama M. Aldi Pratama, 19 tahun. Dari Aldi inilah polisi mendapat keterangan tentang identitas teman-temannya.
Pengeroyokan itu terjadi 22 Maret lalu. Korban adalah Prajurit Kepala Ade Septiyanto dan Prajurit Kepala Hendrik Kereh. Para pengeroyok mengaku anggota Pemuda Pancasila. Mereka meminta durian secara gratis kepada Ade. Prajurit TNI yang memang memiliki usaha sampingan menjual durian itu tentu saja menolak.
Penolakan Ade membuat kelompok pemuda itu berang. Mereka menyerang Ade. Hendrik yang datang untuk melerai justru ikut menjadi korban. Para pelaku kabur setelah menganiaya Ade dan Hendrik.
Ketua Pemuda Pancasila Kota Bekasi Ariyes Budiman membenarkan ada anggotanya yang terlibat pengeroyokan itu. Ia mengatakan turut membantu polisi untuk mencari para pelaku. Namun hingga hari ini dia belum juga menemukan mereka. "Di rumahnya tidak ada, keluarganya juga tidak tahu," kata Ariyes, Rabu, 28 Maret 2018.
Belum lagi polisi menuntaskan kasus pengeroyokan itu, muncul insiden baru yang diduga berkaitan. Pos ormas PP di Jalan Gamprit Kelurahan Jatiwaringin Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi, dibakar sekelompok orang tak dikenal dinihari tadi. Satu unit mobil operasional milik organisasi itu ikut dibakar.
Sejauh ini polisi belum memberi tanggapan atas pembakaran pos ormas PP itu. Sementara Ariyes tidak mau berspekulasi ihwal keterkaitan insiden pembakaran di Jalan Gamprit dengan pengeroyokan terhadap dua prajurit TNI AU. “Semua sudah ditangani oleh polisi,” katanya.