TEMPO.CO, Jakarta - Polisi masih menyelidiki pembakaran posko dan mobil operasional milik organisasi masyarakat Pemuda Pancasila (ormas PP ) di Jalan Raya Gamprit, Kelurahan Jatiwaringin, Kota Bekasi. Ada dugaan insiden ini berkaitan dengan pengeroyokan dua anggota TNI Angkatan Udara di Jalan Jatikramat Kecamatan Jatiasih.
"Kasusnya sudah dilimpahkan ke Polres Metro Bekasi Kota, kami hanya membantu penyelidikan saja," kata Kepala Kepolisian Sektor Pondokgede Komisaris Suwari kepada kantor berita Antara, Rabu, 28 Maret 2018. Namun Suwari tidak memberi penegasan ihwal keterkaitan dua insiden tersebut.
Suwari mengatakan telah memeriksa tiga saksi tapi keterangan mereka belum bisa menjelaskan penyebab insiden pembakaran. “Saksi menyebutkan ada beberapa orang yang masuk ke dalam posko lalu terjadi pembakaran,” katanya. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.00. Kelompok itu datang menggunakan sepeda motor dan jumlahnya puluhan.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Dedy Supriyadi memberikan pernyataan serupa. Polisi belum mengetahui kelompok yang membakar pos ormas PP tersebut. Dia tidak ingin berspekulasi untuk mengaitkan kasus ini dengan insiden pengeroyokan dua anggota TNI AU. "Masih dalam proses penyelidikan, belum tahu motifnya," kata Dedy kepada Tempo.
Pengeroyokan terhadap dua anggota TNI AU terjadi pada 22 Maret 2018 dinihari. Prajurit Kepala Ade Septiyanto yang memiliki lapak durian didatangi sekelompok pemuda. Para pemuda itu mengaku anggota organisasi Pemuda Pancasila. Mereka meminta durian secara gratis kepada Ade.
Ade menolak permintaan itu. Para pemuda itu marah dan menyerang Ade. Pada saat itulah Prajurit Kepala Hendrik Kereh datang untuk melerai. Namun ia juga menjadi korban penganiayaan. Kelompok pemuda itu kabur setelah pengeroyokan itu.
Belakangan polisi menangkap M. Aldi Pratama, 19 tahun, yang diduga terlibat pengeroyokan. Diduga kawan-kawan Aldi sudah kabur keluar dari Bekasi untuk menghindar.
Ketua Pemuda Pancasila Kota Bekasi Ariyes Budiman membenarkan ada anggotanya yang terlibat pengeroyokan terhadap Ade dan Hendrik. Dia berjanji akan membantu polisi untuk menyerahkan anak buahnya yang terlibat. "Tapi di rumahnya tidak ada, keluarganya juga tidak tahu," kata Ariyes.
Ariyes mengatakan sudah datang ke Markas TNI Angkatan Udara di Halim Perdanakusuma untuk meminta maaf. "Saya bertemu dengan Komandan Dedi, silaturahim dengan TNI AU," katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut siapa yang dimaksud Komandan Dedi itu.
Ariyes tak ingin berspekulasi tentang dugaan pengeroyokan anggota TNI AU dan pembakaran pos ormas PP saling terkait. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada polisi untuk mengungkap kasus tersebut. "Kami sudah melapor ke polisi, kami juga tidak mau menduga-duga siapa pelakunya," kata Ariyes.
ANTARA