TEMPO.CO, Jakarta -Sandiaga Uno menilai tawaran sebagai calon wakil presiden kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai sesuatu yang wajar. Nama Anies santer disebut menjadi pendamping Prabowo Subianto di 2019.
"Sah-sah saja kalau elit Partai Gerindra atau partai lain mencoba menawarkan jabatan ke Pak Anies sebagai salah satu pimpinan di Indonesia," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta ini saar ditemui di Daerah Jatiwaringin, Kalimalang, Jakarta Timur, Minggu, 1 April 2018.
Prabowo memang berkeinginan maju kembali sebagai calon presiden. Ketua Umum Partai Gerindra ini menjadi salah satu calon kuat penantang Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang. Ini merupakan pertarungan "balas dendam" bagi Prabowo setelah kalah di Pilpres 2014.
Baca : Sandiaga Uno Bantu Partai Gerindra, Kini Terbuka Bicara Soal Alexis
Sementara Anies baru menjabat sebagai gubernur kurang dari enam bulan sejak dilantik pada 16 Oktober 2017. Ia pernah menyatakan akan menyelesaikan lima tahun kerja di Jakarta. Meski begitu, Selasa, 27 Maret lalu, Ia bertandang ke rumah Prabowo. Anies membantah ada pembicaraan soal pilpres di sana.
Sandi mengakui Prabowo kerap menanyakan kabar tentang Anies. "Saya bilang, Pak Anies sibuk tapi kami tetap komunikasi," tuturnya. Pembicaraan antara mereka bertiga selama ini, ungkap Sandi, tidak pernah keluar dari mandat yang dipegangnya, yaitu sebagai pemimpin Kota Jakarta.
Di luar itu, Ia menganggap rekan kerjanya tersebut sebagai salah satu putra terbaik di Indonesia. Kinerja Anies di Jakarta, kata dia, akan terproyeksi secara nasional. "Tapi Pak Anies tetap ingin fokus di Jakarta dulu," kata dia.
Lalu saat ditanya apakah dia siap ditinggal Anies dan menjadi gubernur pengganti, Sandiaga Uno hanya menjawab diplomatis seraya tertawa.
"Saya kan maju sebagai wakil gubernur," demikian Sandiaga Uno memastikan belum ada pembicaraan soal pilpres antara Prabowo dan Anies Baswedan. Prabowo, kata dia, hanya berpesan agar keduanya untuk selalu mendengar keinginan masyarakat luas.