TEMPO.CO, Depok - Sekelompok massa merusak sebuah warung jamu di Jalan Raya Cipayung Kota Depok yang diduga menjual miras oplosan. Diduga massa mengamuk karena korban berjatuhan akibat menenggak minuman keras oplosan yang dijual di warung jamu. “Kejadiannya sekitar pukul 12.00,” kata saksi mata bernama Siti Mariana, 22 tahun, Rabu 4 April 2018. “Mereka datang tiba-tiba, marah-marah, dan mendobrak warung.”
Menurut Siti, massa datang menggunakan satu angkot, mobil pribadi, dan puluhan sepeda motor. Sebagian kendaraan itu masih menggunakan bendera kuning. Mereka diduga baru pulang dari menguburkan jenazah salah satu korban minuman keras oplosan. “Gara gara warung ini nih, adik gue meninggal,” kata Siti menirukan ucapan salah satu perusak warung.
Massa berada di tempat itu sekitar 20 menit. Penduduk setempat tidak ada yang mencegah atau melarang. Massa pergi setelah puas melampiaskan kemarahan. “Nggak ada korban sih, soalnya sudah dua hari warungnya tutup, saya juga kurang tahu kemana yang punya warung,” kata Siti.
Siti memiliki toko yang persis bersebelahan dengan warung jamu itu. Ia selama ini tidak terlalu memperhatikan barang apa yang dijual di warung itu. “Saya tahunya jamu,” katanya. “Kalau minuman keras, saya tidak tahu. Tapi memang sering ada yang mondar mandir, beli sesuatu, saya nggak tau dia beli apa.”
Nova, pemilik bangunan, mengatakan warung yang dirusak massa itu disewa oleh penjual jamu bernama
Hengky. “Sudah sejak Februari lalu,” katanya. Ia tidak tahu kalau di tempat itu menjual minuman keras oplosan.
Kapolsek Pancoranmas Komisaris Roni Agus Wowor mengatakan, massa yang merusakan warung jamu itu diperkirakan berjumlah 30 orang. “Mereka datang dari arah Jalan Raya Pitara ke arah jembatan Serong,” katanya. “Pas melewati warung ini, masa berenti lalu mengobrak-abrik.”
Roni tidak tahu pasti apakah perusakan itu memang berkaitan dengan peredaran miras oplosan. “Sekarang sudah ditangani Polresta Depok,” katanya.