TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta akan mengganti program pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) era Ahok dengan Taman Maju Bersama. Namun pengamat tata kota Nirwono Joga menduga pemerintahan Anies-Sandi tak memiliki konsep yang jelas untuk program pembangunan Taman Maju Bersama dan Taman Pintar.
Program Taman Maju Bersama besutan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ini dicurigai sebagai komoditas politik karena tak ingin melanjutkan program pembangunan RPTRA warisan pemerintahan Ahok. “Sampai hari ini Dinas Pertamanan dan Pemakaman belum memiliki konsep apa itu Taman Maju Bersama dan Taman Pintar,” ujar pengamat tata kota dari kelompok Peta Hijau, Nirwono Joga, saat dihubungi Tempo, Ahad 8 April 2018.
Nirwono mengungkapkan bahwa dirinya dihubungi oleh satu anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) ihwal konsep taman baru tersebut. Menurut dia, pemerintah DKI masih mencari-cari konsep. “Kalau belum punya konsep yang jelas kenapa nama itu dikeluarkan?” ujar Nirwono.
Baca: Staf Ahok Menulis Buku Soal Banyak Hal yang Belum Terungkap
Program Taman Maju Bersama mencuat setelah Anies Baswedan memberikan pidato dalam rapat paripurna di gedung DPRD, yang membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Selasa pekan lalu. Anies menyebutkan akan membangun ruang terbuka hijau. RTH itu, kata Anies, nantinya akan berbentuk Taman Maju Bersama dan Taman Pintar.
RPTRA Kalijodo menjadi pilihan masyarakat utuk mengisi libur panjang awal tahun 2018. Antrian terlihat dari pintu masuk saat sepeda motor berbaris rapi menunggu karcis masuk.
Dalam draf RPJMD 2017–2022 itu, konsep Taman Maju Bersama hanya tertulis untuk area rekreasi dan edukasi. Selain itu, dapat mengakomodasi kegiatan warga yang bernilai sosial, ekonomi, dan budaya. Adapun untuk Taman Pintar, hanya disebutkan akan memiliki fasilitas yang akan memberikan nilai tambah rekreasi dan edukasi.
Konsep seperti itu langsung dipertanyakan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta dalam rapat lanjutan antara pemerintah DKI dan Komisi D, Rabu pekan lalu. Bestari Barus dari Fraksi NasDem, misalnya, menilai secara konsep taman itu sama dengan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Baca: Anies Baswedan Klaim Serapan Anggaran Lebih Baik Dari Era Ahok
Menurut Bestari, RPTRA juga dapat mengakomodasi berbagai kegiatan masyarakat. “Hanya beda nama. Ini seperti beda nama antara SMA, SLTA, SMU,” ujar Bestari.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Djafar Muchlisin, berkukuh RPTRA berbeda dengan Taman Maju Bersama. Menurut dia, RPTRA memiliki banyak keterbatasan. Itu sebabnya pula, dia menambahkan, pembangunan RPTRA disetop hanya sampai tahun ini. “Kalau Taman Maju Bersama, semua bisa berpartisipasi,” ujar dia.
Anak bermain Flying Fox di RPTRA Kalijodo, Jakarta, 1 Januari 2018. RPTRA Kalijodo menjadi pilihan masyarakat utuk mengisi libur panjang awal tahun 2018. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Kegiatan yang dapat diadakan di Taman Maju Bersama, kata Djafar, di antaranya kajian keagamaan hingga kegiatan ekonomi. “Jadi, di sana enggak terpaku pada kegiatan anak-anak saja.”
Baca: PDIP Minta Anies Baswedan Tak Alergi Istilah Era Jokowi dan Ahok
Di sisi lain, Djafar mengatakan, Taman Maju Bersama juga tak akan banyak memiliki bangunan keras. “Karena kan untuk ruang terbuka hijau. Jadi, untuk resapan air,” kata dia.
Adapun Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta, Agustino Darmawan, mengatakan jumlah RPTRA di Jakarta dicukupkan karena dinilai sudah melampaui target. DKI awalnya menargetkan RPTRA ada di 267 kelurahan. Saat ini, sudah ada 290 RPTRA.