TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta bungkam saat ditanya perihal persoalan yang membelit sekitar 500 pedagang Pasar Tasik di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia memilih berlari masuk mobilnya pada Selasa, 10 April 2018.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan bernegosiasi dengan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta untuk menyelesaikan persoalan pedagang Pasar Tasik di Tanah Abang itu.
Baca : Alasan Sandiaga Uno Masukkan Pasar Tasik di Penataan Tanah Abang
“Untuk memberikan kesempatan kepada kami untuk tetap menggunakan lahan yang di bongkaran, paling tidak untuk Kamis depan dan Senin,” kata Sandiaga Uno, Senin, 9 April 2018.
Langkah ini dilakukan, kata sandiaga uno, untuk menghindari lonjakan kemacetan di sekitar Pasar Tasik. “Karena melubernya para pedagang yang selama ini tertampung di bongkaran,” ujar Sandiaga Uno.
Sedangkan Juru Bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menuturkan pihaknya belum mengetahui adanya rencana negosiasi tersebut. "Belum, belum dengar," kata Argo di Polda Metro Jaya, Selasa 10 April 2018.
Sandiaga Uno mengungkapkan, para pedagang Pasar Tasik sudah belasan tahun menempati lahan bongkaran milik PT Kereta Api Indonesia. Beberapa tahun lalu, lokasi bongkaran dikerjasamakan oleh PT KAI dengan pihak swasta. “Tapi ada wanprestasi (kelalaian oleh pihak swasta) dan bersengketa,” ujar Sandiaga Uno.
“Karena menjadi obyek penyidikan di Polda Metro Jaya, (lahan) itu dipasangi police line, alias ditutup. Akibatnya, lebih dari 500 pedagang berceceran di jalan,” ujar Sandiaga Uno soal kisruh terbaru di Tanah Abang tersebut. Sambil bernegosiasi dengan kepolisian, Sandiaga Uno mencari solusi agar ada kepastian untuk para pedagang Pasar Tasik sebelum hari Kamis. Aktifitas jual-beli di Pasar Tasik berlangsung setiap Senin dan Kamis.
ANDITA RAHMA | IRSYAN HASYIM