TEMPO.CO, Jakarta - Lima hari setelah pembunuhan purnawirawan TNI AL Hunaedi, 83, Kepolisian Resor Jakarta Selatan masih mencari bukti yang kuat untuk menangkap si pelaku. Peltu (Purn) Hunaedi adalah pensiunan TNI Angkatan Laut yang dibunuh di rumahnya sendiri di Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Polisi memang telah mengantongi identitas pelaku. Akan tetapi, bukti yang cukup diperlukan agar setelah ditangkap dan diperiksa, pelimpahan berkas ke kejaksaan bisa berjalan lancar.
"Iya, kami sedang minta keterangan dan bukti petunjuk lainnya," kata Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa, 10 April 2018.
Baca: Pembunuhan Purnawirawan TNI AL, Polisi Sebut Pelaku Profesional
Hunaedi dibunuh pada Kamis sore, 5 April 2018 di rumahnya yang berada Kompleks TNI AL, Jalan Kayu Manis, Pondok Labu. Ia tewas setelah mendapat tiga luka tusukan di dada dan lengahnnya. Ssaat kejadian, sang Istri, Sopiah, 77 tahun, sempat meminta pertolongan warga. Namun pelaku sudah keburu kabur menghilang.
Lima hari usai kejadian, polisi telah memeriksa enam orang saksi dan CCTV yang ada di Kompleks TNI AL. Polisi juga mengaku telah mengantongi rute yang ditempuh oleh pelaku saat kabur. Belakangan, polisi menduga pelaku yang terlibat dalam kasus ini lebih dari satu orang.
Jika dilihat dari posisi rumah korban pembunuhan, ada beberapa rute yang menjadi pilihan kabur oleh pelaku. Diantaranya yaitu arah Pondok Labu, Cinere, atau Lebak Bulus. Indra belum bersedia merinci rute yang dikantongi polisi. "Masih diselidiki lagi," kata dia.