TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno berjanji merawat para pedagang dadakan Pasar Tasik, Tanah Abang. Para pedagang itu kini merambah lahan bongkaran, sekitar Ruko Blok F, Pasar Said Naum, dan Hotel Pharmin setelah lahan pasar ilegal itu disegel pada akhir Maret lalu.
Sebutan Pasar Tasik muncul karena para pedagangnya dari Tasiklamalaya, Jawa Barat. Seorang pedagang di Ruko Blok F, Riki, 39 tahun, mengatakan bahwa pedagang Pasar Tasik muncul setiap Senin dan Kamis sejak subuh hingga sebelum tengah hari. Mereka menjajakan busana muslim dari mobil-mobil berpelat nomor polisi Z atau D.
"Mereka datang langsung dari Tasik," katanya kepada Tempo di sekitar Ruko Blok F, Tanah Abang, hari ini, Selasa, 10 April 2018. "Kalau mau masuk puasa udah pasti berantakan (jalan-jalan) sampai ke depan-depan."
Baca: Alasan Sandiaga Uno Masukkan Pasar Tasik di Penataan Tanah Abang
Sandiaga Uno menuturkan, Pemerintah DKI menyiapkan konsep penataan Tanah Abang tahap kedua yang juga meliputi Pasar Tasik. "Kami ingin ada wilayah yang nanti dikhususkan untuk tempat lahan usaha bagi para pedagang Tasik yang memang datangnya dari luar Jakarta," katanya di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin, 9 April 2018.
Menurut pedagang lainnya di Ruko Blok F, Aldika (33), akibat Pasar Tasik kendaraan yang ingin parkir di tempat itu mesti menunggu hingga pasar tumpah itu bubar. "Perjanjian dari dulu kayak gitu, khusus Pasar Tasik (sampai mereka bubar)," tutur Aldi.
Sebelumnya, Pasar Tasik berada di lahan bongkaran Blok G di Jalan Jembatan Tinggi, Tanah Abang. Namun, lahan itu kini ditutup lantaran tengah disengketakan.
Salah satu pedagang di sekitar Jalan Jembatan Tinggi membenarkan Pasar Tasik biasa digelar di tempat itu. "Iya, bener tadinya (Pasar Tasik) di sini," ujar pedagang yang menolak dikutip namanya kepada Tempo hari ini.
Tempo menyaksikan jalan masuk ke lahan itu telah dihalangi dengan seng dan digembok. Garis polisi pun terpasang di area tersebut. Ada dua pelang yang terpasang.
Pelang pertama bertuliskan bahwa lahan tersebut milik PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sedangkan pelang kedua menyebutkan, tanah itu sedang dalam proses penyidikan Ditreskrimum Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Lahan itu dijaga oleh sejumlah orang. Sebuah pos jaga dengan tenda berwarna hijau berdiri di area tersebut. Dua penjaga yang ditemui Tempo di pos itu enggan menceritakan soal penutupan lahan. "Kayaknya akhir bulan kemarin (Maret) ditutupnya," kata Aldi (24), salah satu penjaga.
Belum dijelaskan oleh Sandiaga Uno di mana para pedagang Pasar Tasik akan ditempatkan di Tanah Abang, yang tengah disorot karena kekeliruan kebijakan penutupan Jalan Jatibaru Raya.