TEMPO.CO, Jakarta -Meninggalnya sastrawan Danarto sempat membuat beberapa pihak cukup kerepotan mencari keluarganya. Pasalnya selama ini Danarto tinggal seorang diri. Ia dan saudaranya berpencar di lima kota berbeda. Menjelang keberangkatan jenazah yang akan dimakamkan di Sragen, adik bungsunya, Sriminurni tiba dari Bandung.
Baca: Danarto Meninggal, Kawan-kawannya Datangi RS Fatmawati
Sebagai satu-satunya pihak keluarga, Minurni menandatangani surat pernyataan kalau pihak keluarga tak akan menuntut apa pun terhadap pihak pelaku tabrakan. "Kami sekarang hanya minta almarhum didoakan, dimaafkan kesalahannya," ujar Minurni kepada tempo, di Rumah Sakit Fatmawati, Rabu dini hari, 11 April 2018. Minurni melanjutkan, apa yang dialami kakaknya sudah menjadi takdir. "Apalagi katanya kan yang nabrak itu masih terhitung tetangga, tinggal dekat rumahnya."
Minurni sempat menyesali cukup lama tak berjumpa dengan kakak keempatnya tersebut. Jarak Jakarta-Bandung terbentang antara keduanya. Selama ini, Danarto sesekali masih suka mentransfer uang kepadanya. "Kalau ada rezeki masih suka kirimi, cepet ambil kata dia," tutur Minurni meniru ucapan Danarto satu waktu.
Danarto kadang mengunjunginya di Bandung atau Minurni menemuinya kala hadir di acara pameran buku yang digelar di Bandung dan Danarto kebetulan hadir.
Danarto sebelumnya mengalami kecelakaan lalu lintas di depan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN), Ciputat, Tangerang Selatan. Insiden terjadi sekitar pukul 13.30. Polisi membawa sastrawan itu ke Rumah Sakit UIN Ciputat untuk mendapat pertolongan. Namun karena cedera di kepalanya parah, dokter merujuk Danarto RS Fatmawati.
Berdasarkan data dari petugas medis RS Fatmawati, Danarto masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sekitar pukul 16.30. “Pak Danarto meninggal sekitar jam 20.54 tadi," kata seorang petugas medis di IGD yang enggan disebutkan namanya.