TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno berbeda pendapat mengenai libur sekolah selama Asian Games 2018. Anies menyanggah bahwa ada keputusan soal libur sekolah selama 18 Agustus-2 September 2018.
“Belum ada, belum ada, belum ada, titik,” ujar Anies Baswedan di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, 11 April 2018.
Pekan lalu, Sandiaga Uno menyatakan dia memutuskan meliburkan semua sekolah di Jakarta selama Asian Games 2018 digelar. Keputusan itu diambilnya seusai pertemuan dengan Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir. Dalam pertemuan itu, Erick Thohir minta sekolah yang berada di sekitar venue Asian Games dan wisma atlet diliburkan.
Baca: Anggota DPRD Ini Ragu Anies Baswedan Lepas Saham Perusahaan Bir
“Libur tersebut digeser dari bulan Desember, sehingga tidak mengganggu hari dan waktu mereka dalam kegiatan belajar-mengajar," ucap Sandiaga di Balai Kota DKI, Jumat, 6 April 2018.
Namun keputusan Sandiaga Uno itu dikritik orang tua murid. Salah satunya Sriningsih, orang tua siswa kelas IX sekolah menengah pertama yang tinggal di Sunter, Jakarta Utara. "Kalau diliburkan, bagaimana (kegiatan) belajar-mengajarnya?" ujar Sriningsih saat dihubungi Tempo, Selasa, 10 April 2018.
Sriningsih berpendapat, libur selama perhelatan Asian Games 2018 akan mengganggu pelaksanaan kurikulum yang sudah direncanakan. Sebagai siswa, tentu anaknya, Rudi Dwi Satrio, akan sangat senang jika sekolah diliburkan. Sriningsih mengusulkan, memberi semangat para atlet bisa dilakukan siswa pada hari Sabtu atau Minggu saja.
Baca: Sandiaga Uno Anggap Anies Baswedan Lebih Baik Fokus di Jakarta
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto menuturkan siswa akan diberi penugasan selama sembilan hari libur Asian Games 2018 dengan model penugasan. Jadi, siswa selama lima hari itu masih dianggap belajar dengan mendapatkan penugasan. “Sisa empat hari itu masih dicari konsepnya, apa libur tapi tidak mengganggu kalender akademik,” katanya.