TEMPO.CO, Jakarta - Intelektual muda Nahdlatul Ulama Mohamad Guntur Romli tak setuju jika Rocky Gerung diadukan ke polisi gara-gara pendapatnya.
Dia justru mengusulkan polemik 'kitab suci fiksi' itu diselesaikan secara kekeluargaan seperti yang ditempuh Sukmawati Soekarnoputri. "Saya malah berharap kasus Rocky seperti kasus Sukmawati. Rocky cium tangan Kiai Ma’ruf, minta maaf, mediasi, selesai masalah," katanya kepada Tempo kemarin, Kamis, 12 April 2018.
Sukmawati, yang juga adik kandung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, diadukan ke polisi karena dinilai menghina islam lewat puisinya yang berpihak kepada budaya nasional berjudul Ibu Indonesia. Sukmawati lalu minta maaf kepada umat islam yang tersinggung dan sowan ke Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin.
Baca: Rocky Gerung Bicara Tentang Tuduhan Sebar Ujaran Kebencian SARA
Ketua Cyber Indonesia Permadi Arya melaporkan Rocky dengan tuduhan melakukan ujaran kebencian berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Menurut Permadi, salah satu ucapan mantan dosen Filsafat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia itu telah menyinggung keberadaan kitab suci.
"Saya melaporkan saudara Rocky karena omongan dia semalam (Selasa, 10 April 2018) di salah satu acara diskusi di televisi. Dia mengatakan kitab suci adalah fiksi," ucap Permadi di Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu, 11 April 2018.
Baca: Dosen UI Rocky Gerung Dituding Sebar Ujaran Kebencian SARA
Guntur Romli, yang juga anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli, berpendapat bahwa sebuah pemikiran harus dilawan kembali dengan pemikiran atau melalui diskusi. "Saya tidak setuju pelaporan Rocky Gerung meski tidak bisa melarang karena itu hak yang punya laporan."
Meski begitu, untuk mengendurkan emosi masyarakat yang telanjur tersinggung, Guntur Romli kembali menyarankan Rocky Gerung agar meminta maaf dan mencium tangan Kiai Ma’ruf Amin. "Persis seperti kasus Sukmawati," ucapnya menutup pembicaraan.