TEMPO.CO, Jakarta — Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi mengatakan belum ada keputusan harga tiket kereta light rail transit atau LRT Jakarta. Namun, dia menyebut telah ada pertimbangan harga keekonomian mengacu pada tarif taksi, ojek online, dan bus Transjakarta.
"Kami berupaya mendekati harga keekonomian di bawah harga taksi dan ojek, di atas harga busway," kata Satya di depo LRT Kelapa Gading, Jakarta, Minggu 15 April 2018.
Baca: Kalla Pastikan LRT Jakarta Tidak Siap untuk Asian Games 2018
Satya kemudian mencontohkan perhitungan tarif ketiga moda tersebut. Dari Kelapa Gading ke arah tengah, semisal Tanah Abang, Dukuh Atas, atau Sudirman, kata dia, menghabiskan biaya Rp 32-42 ribu.
Apabila naik ojek online, biayanya sekitar Rp 22-26 ribu. Sedangkan tarif busway yakni Rp 3.500 berlaku untuk semua jurusan.
Dengan acuan tersebut, Satya memperkirakan harga keekonomian tiket berada pada kisaran Rp 10-15 ribu. "Untuk ini senyaman-nyamannya Rp 10 ribu," ujarnya.
Satya mengatakan ada kemungkinan harga tiket akan diterapkan berbeda tergantung waktu beroperasinya kereta. Pada jam sibuk, misalnya, harga tiket sebesar Rp 10 ribu, sedangkan di luar jam sibuk harga turun menjadi Rp 5 ribu.
"Ada kemungkinan penyesuaian tarif sesuai dengan kepadatan penumpang," kata Satya.
Selain itu, akan ada harga khusus selama gelaran Asian Games 2018. Ajang olahraga empat tahunan itu akan digelar 18 Agustus-2 September mendatang. Setelah perhelatan itu berakhir, tiket LRT akan terintegrasi dengan tiket Transjakarta.
Simak: Sandiaga Uno: Proyek LRT Jakarta Butuh Investasi Rp 336 T
Dua gerbong kereta LRT tiba di Jakarta pada Jumat, 13 April 2018. Satu trainset kereta ringan itu lalu diangkut dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju depo LRT Kelapa Gading pada Sabtu malam-Minggu dini hari.
Kereta kemudian diangkat ke pocket track di jalur 5A LRT dan disiapkan untuk uji coba. Satya memperkirakan kereta LRT akan menjalani uji coba pada pertengahan Mei 2018.