TEMPO.CO, Depok - Sistem ganjil-genap yang diberlakukan di jalan tol ternyata tak membuat pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan massal. Pengguna kendaraan pribadi memilih berangkat lebih dini agar terhindar dari aturan ganjil-genap. Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan hasil survei yang digelar Badan Pengelola Transportasi Jalan (BPTJ).
“Sebenarnya message kami adalah supaya orang berpindah ke angkutan massal, tapi hasil survei berbeda,” kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono saat memantau pelaksanaan sistem ganjil-genap di gerbang tol Cibubur 2, Senin, 16 April 2018. “Hampir 50 persen responden memilih berangkat lebih pagi.”
Menurut Bambang, untuk pembatasan kendaraan di jalan tol, BPTJ telah menggelar survei. Dalam survei itu, responden diberi dua pilihan, yakni berangkat lebih pagi atau berpindah ke angkutan massal. Sebagian responden ternyata memilih berangkat lebih pagi.
“Tapi ini bagus karena berbagi beban sehingga volume kendaraan di jalan tol bisa dipertahankan,” ujar Bambang. “Misalnya plat nomor mereka ganjil tapi tanggal genap, otomatis mereka akan berangkat lebih pagi.”
Selama ini, kata Bambang, pengguna kendaraan pribadi nyaris bersamaan masuk jalan tol setiap pagi. “Akhirnya padat, menumpuk, dan macet,” ucapnya. Dengan diberlakukannya sistem ganjil-genap, otomatis jumlah kendaraan yang masuk jalan tol tidak terjadi dalam waktu bersamaan. Karena itu, BPTJ merasa mantap memberlakukan sistem ini pada awal Mei 2018.