TEMPO.CO, Depok - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jalan (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan kebijakan ganjil genap di jalan tol bisa menekan biaya konsumsi hingga 140 miliar per tahun. Selain mengurangi kemacetan lalu lintas, ganjil genap di tol mendorong perubahan pola penggunaan mobil pribadi ke angkutan massal.
“Menggunakan angkutan umum lebih efisien. Misal kalo mereka menggunakan mobil pribadi Rp 80 ribu setiap hari, kalo pakai angkutan umum hanya Rp 40 ribu. Bahkan hasil ekonomi makronya terhadap bahan bakar, kita bisa saving mencapai Rp140 miliar pertahun. Itu belum dampak lingkungan, belum kerusakan jalan,” kata Bambang kepada Tempo, Senin 16 April 2018.
Uji Coba penerapan plat nomor ganjil genap pada jalan tol menunjukkan tren pengendara roda empat berangkat lebih pagi ketimbang menggunakan angkutan massal. “Sebenarnya message kami adalah, supaya orang berpindah ke angkutan massal, tapi hasil survey berbeda hampir 50 persen mengatakan mereka akan berangkat lebih pagi,” kata Bambang saat memantau pelaksanaan uji coba hari pertama pelaksanaan Ganjil Genap di gerbang tol Cibubur 2, Senin 16 April 2018.
Baca: Kakorlantas: Hanya Pelat Merah yang Boleh Melintas Ganjil Genap
Bambang mengatakan, survey yang dilakukan oleh pihaknya adalah menawarkan dua pilihan kepada pengendara yakni berangkat lebih pagi atau berpindah ke angkutan massal. “Tapi ini bagus, kenapa, karena berbagi beban, sehingga volume di jalan tol bisa dipertahankan, misalnya plat nomor mereka ganjil tapi tanggal genap otomatis mereka akan berangkat lebih pagi atau setelah jam 09.00 begitupun sebaliknya,” katanya.
Untuk itu, lanjut Bambang, pihaknya mengklaim kebijakan tersebut berhasil memohon kepada masyarakat untuk berbagi beban. “Selama ini kan mereka pergi pada waktu yang bersamaan. Akhirnya padat menumpuk, dan macet,” katanya.
Uji coba ganjil genap di pintu tol Cibubur 2 akan berlangsung hingga akhir April 2018 atau selama 2 minggu. Pada awal Mei 2018, kebijakan ini dapat diimplementasikan sembari menunggu disusunnya payung hukum. “Saya ingatkan karena ini uji coba jadi tidak ada penegakan hukum ya. Kami hanya menghimbau, kemudian mengalihkan arus, itu pun dengan senyum, ramah, pakai pendekatan humanis lah,” katanya.