TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Edi Suranta Sitepu mengatakan para pelaku pembobolan ATM bekerja secara berkelompok dalam melaksanakan aksinya.
"Biasanya sehari sebelum beraksi, ada yang bertugas memperhatikan target lokasi yang akan dibobol," kata Edi di Polres Jakarta Barat, Selasa, 17 April 2018.
Edi mengatakan lokasi yang sering menjadi target operasi adalah supermarket. "Biasanya mereka melihat kalau ATM ada di depan kasir, mereka enggak lakukan karena banyak orang. Mereka pilih tempat yang ATM-nya di belakang," katanya.
Baca: Polisi Tangkap Pelaku Pembobolan ATM Menggunakan Tusuk Gigi
Edi menjelaskan, dalam aksinya, setiap orang memiliki peran berbeda. "Satu orang bertugas mengalihkan, jadi ketika mesin ATM diganjal, korban akan diajak ngobrol," kata Edi. Setelah diganjal menggunakan tusuk gigi, kartu korban tidak akan bisa masuk ke dalam mesin.
Baca Juga:
"Nah, di situ ada yang bertugas pura-pura membantu korban, saat korban tidak sadar kartu sudah ditukar dengan kartu milik pelaku yang telah dikikis," ucapnya. Pelaku lain, kata Edi, bertugas memperhatikan PIN yang dimasukkan korban.
Edi menjelaskan, kelompok pertama dengan pelaku MY, AS, dan TB menjalankan aksinya sejak awal 2018. Hingga saat ini, kelompok pembobolan ATM ini telah mengumpulkan Rp 300 juta. Sedangkan kelompok kedua dengan pelaku M, RB, MF, dan IM beroperasi sejak 2017 dan berhasil mengambil Rp 700 juta dari rekening para korbannya.