TEMPO.CO, Jakarta - Korban pembunuhan di Cawang, Ali Rahman, 34 tahun, sempat menelpon ibunya pada Senin pagi, 16 April 2018. Ia mengatakan ingin pulang. Telepon itu menjadi telepon terakhir kepada sang bunda. Sebab pada malam harinya Ali tewas dengan sejumlah luka tusuk di tubuh. "Dia memang ditunggu nini (ibu) untuk pulang,” kata Sahri, kakak Ali, di toko sepatu Rivieras, Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis, 19 April 2018.
Polisi telah menetapkan Petrus Paulus Aulubun, 21 tahun, sebagai tersangka pembunuh Ali. Kepada polisi, Petrus mengakui perbuatannya. Ia sakit hati kepada Ali yang ia sebut sebagai gay. Alasannya, Ali telah mengirimi foto alat kelamin pria dan mengajak Petrus berhubungan seksual.
Sahri mengatakan, sebelum pembunuhan itu ia sering berkomunikasi dengan Ali. Dia juga kerap meminjami Ali uang. Namun, dia mengaku menyesal sebab belum sempat mengirimkan uang yang dipinjam Ali beberapa hari sebelum kejadian. "Dia bilang pinjam Rp 100 ribu, saya bilang males ke ATM-nya, pulang saja ke Rangkas (Rangkas Bitung, Banten)," kata dia.
Sahri melanjutkan, hingga saat ini ibunya belum tahu penyebab kematian Ali. Sahri hanya menyampaikan bahwa Ali meninggal akibat perkelahian. Dia juga menghindarkan ibunya bertemu dengan polisi ataupun melihat jenazah Ali. Sahri tak ingin ibunya tahu penyebab kematian sang anak bungsu itu. "Nini punya sakit jantung dan darah tinggi."
Ibunda Ali baru mengetahui anaknya meninggal pada Selasa, 17 April sekira pukul 10.00. Sahri mengatakan adiknya tak terselamatkan setelah melewati masa kritis. Dia tetap merahasiakan bahwa Ali telah menjadi korban pembunuhan di Cawang.