TEMPO.CO, Jakarta - Tinggi laki-laki itu sekitar 160 sentimeter. Perawakannya normal, tidak kurus, tidak gendut. Kedua lengan tangannya digambari tato berbagai motif. Dia adalah Supriyanto, 20 tahun, pelaku pembunuhan purnawirawan TNI AL, Hunaedi (82).
Hari ini, Supriyanto menjalani reka ulang atau rekonstruksi pembunuhan di rumah korban, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
"Ini untuk melengkapi berkas perkara, agar secepatnya dikirim ke Kejaksaan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Michael Tamuntuan di Kompleks TNI AL Pondok Labu hari ini, Jumat, 20 April 2018.
Baca: Pelaku Pembunuhan Purnawirawan TNI Ditangkap Gara-gara Tawuran
Pembunuhan terhadap Pembantu Letnan Satu (Purnawirawan) Hunaedi, 82 tahun terjadi pada 5 April 2018. Hunaedi tewas dengan tiga luka tusukan di lengan, dada, dan bagian rusuk.
Supriyanto hadir mengenakan kaos polo oranye khas tahanan, celana pendek biru dengan logo klub bola asal Inggris, Chelsea, tapi tanpa memakai alas kaki. Rekonstruksi di bawah penjagaan ketat personel Kepolisian dan POM TNI AL.
Supriyanto pernah ditahan polisi dalam kasus kepemilikan senjata tajam pada 2017 di Polsek Pesanggrahan. Kemudian dia ditahan beberapa lama. Nah, dua minggu setelah bebas dari hukuman, dia menyatroni rumah Hunaedi lalu terjadilah pembunuhan tersebut.
Menurut Nahlan (66), bekas petugas Linmas (Perlindungan Masyarakat), Supriyanto bekerja sebagai tukang parkir di Warung Soto Kudus, Pondok Cabe.
Supriyanto tinggal di rumah kontrakan Jalan Haji Muslim, depan Supermarket Aneka Buana, Pondok Labu, atau 2 kilometer dari rumah purnawirawan TNI AL Hunaedi. "Dia berjalan kaki ke rumahnya usai pembunuhan," kata Stefanus.