TEMPO.CO, Jakarta - Polisi sudah menangkap dua tersangka penyekapan dan perampokan di taksi online GrabCar. Namun keluarga korban menyayangkan sikap perusahaan GrabCar yang dinilai lambat dalam merespon kejadian ini. "Pihak taksi online tanggapannya sangat lambat," ucap kakak korban yang tak mau disebut namanya, di Polres Metro Jakarta Barat, Sabtu, 28 April 2018. "Sampai saat ini pun belum ada perhatian, cuma telepon."
Kejahatan itu menimpa SS pada 23 April 2018. Perempuan 24 tahun itu memesan kendaraan lewat aplikasi GrabCar. Berdasarkan pesanan itu, munculah Ledi alias Lulung, 27 tahun, menggunakan Suzuki Karimun Wagon. Korban tidak sadar, ada dua tersangka yang bersembunyi di bangku belakang. Mereka adalah Suherman, 23 tahun, dan Aap, 23 tahun.
Saat mobil jalan, Suherman dan Aap menyergap korban menggunakan jaket. Tersangka kemudian merampas barang-barang korban, bahkan mereka nyaris memerkosanya. Selanjutnya korban diturunkan di tempat awal ia naik.
Polisi menangkap Suherman dan Aap dua hari kemudian di daerah Penjaringan Jakarta Utara. Sehari berikutnya polisi menemukan Ledi di Kedoya, Jakarta Barat. Namun pemuda itu melawan dan berusaha menabrak polisi. Letusan senjata api terdengar dan Ledi tewas dengan tiga peluru bersarang di tubuh.
Kakak korban mengatakan SS memang sering menggunakan taksi online karena praktis dan murah. "Tidak cuma adik saya, saya dan teman saya juga, tapi ternyata keamanannya tidak terjamin," kata dia. Akibat kejadian itu, SS mengalami trauma berat. "Adik saya masih dalam pemulihan jadi tidak sanggup menghadapi media.”