TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun Manggarai merayakan ulang tahun ke-100 dengan menggelar pameran foto di peron stasiun. Penumpang kereta dan komuter dapat menyaksikan foto-foto ketika stasiun ini diresmikan pada 1 Mei 19018 oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Ada tujuh belas foto yang ditampilkan di peron Stasiun Manggarai. Beberapa foto tersebut memuat gambar Stasiun Manggarai saat awal dibangun pada 1914-1918.
"Pamerannya bagus, saya tertarik foto judulnya (zaman dahulu)," ujar salah seorang pengguna Stasiun Manggarai, Lukman, kepada Tempo, Rabu, 2 Mei 2018.
Baca: 100 Tahun Stasiun Manggarai, Awalnya Kampung Budak dari Flores
Lukman mengatakan, sebelumnya tidak mengetahui bahwa pada 1 Mei 2018 Stasiun Manggarai telah berumur 100 tahun. Pria 57 tahun ini mengaku hampir setiap hari melewati stasiun ini. "Pertama kali ke sini saya lupa, sudah lama," katanya.
Dari catatan sejarah, kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, pada awalnya merupakan tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores. Wilayah yang masuk Gementee (setingkat kota madya) Meester Cornelis ini kemudian berkembang menjadi sebuah kampung.
Meskipun jalur kereta api Jakarta-Bogor sudah dibangun perusahaan kereta api swasta Nederlansch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) pada 1873, di Kampung Manggarai baru dibangun stasiun kereta api pada 1914 dan diresmikan pada 1 Mei 1918.
Stasiun Manggarai dibangun menggantikan Stasiun Bukit Duri, yang terletak 400 meter ke arah selatan. Pembangunan Stasiun Manggarai dipimpin arsitek Belanda bernama Ir J. Van Gendt.
Sejak 1913, perusahaan kereta api negara Staatsspoor en Tramwegen (SS) menguasai seluruh jaringan rel kereta api di Batavia dan Meester Cornelis. SS menata ulang jalur kereta api di dua kotapraja tersebut. Salah satunya pembongkaran Stasiun Bukit Diri eks NISM dan pembangunan stasiun baru di Manggarai.