TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kabupaten Bekasi mengusulkan untuk melanjutkan pembangunan gedung pusat kegiatan Islam (Islamic Centre) yang mangkrak sejak 2012 akibat tersangkut kasus korupsi. Proyek itu berada di Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara. "Apabila dilakukan alih fungsi pemanfaatan bangunan, dari aspek kesesuaian tata ruang itu dimungkinkan," kata Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin di Cikarang, Jumat, 4 Mei 2018.
Neneng berencana mengalihfungsikan tempat itu menjadi fasilitas sosial, yang terdiri atas masjid agung, gedung serbaguna, dan fasilitas penunjang lain. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2011-2031, lahan yang digunakan untuk Islamic Centre itu peruntukannya adalah permukiman perkotaan.
"Selain masjid agung dan gedung serbaguna, Islamic Centre dimungkinkan bakal dialihfungsikan menjadi rumah sakit, sarana kebudayaan dan rekreasi, sarana pendidikan, hingga pusat perbelanjaan," kata Neneng.
Seperti diketahui, gedung Islamic Centre pertama kali dibangun pada 2009 saat Kabupaten Bekasi dipimpin Bupati Sadudin. Gedung ini dibangun di atas tanah kas desa seluas tiga hektare. Pembangunan tahap pertama dianggarkan sebesar Rp 50 miliar. Hanya, pembangunan terhenti pada 2012.
Pada tahun yang sama, pemerintah kembali mengucurkan anggaran Rp 35 miliar. Penambahan anggaran itu dipersoalkan karena Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tengah melakukan audit terkait dengan dugaan korupsi.
Dugaan korupsi itu pun terbukti dengan divonisnya mantan Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Bekasi, Porkas Pardamean Harahap, oleh Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Jawa Barat selama satu tahun.
Sejak mulai diusut hingga kini, gedung Islamic Centre terbengkalai. Padahal sebelumnya gedung tersebut akan dijadikan pusat kegiatan Islam terpadu, juga pondok bagi jemaah calon haji.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Daris menyambut positif rencana meneruskan kembali pembangunan gedung Islamic Centre yang lama terbengkalai tersebut. "Saya mau minta itu dijadikan rumah sakit. Kan rumah sakit kita kurang,” katanya. “Jangan sampai dialihfungsikan untuk hal yang tidak tepat."
Daris menilai rumah sakit bakal lebih tepat sasaran, terlebih bila dibangun sejenis rumah sakit pusat daerah. "Kalau masjid kan saya rasa sudah banyak. Di setiap perumahan saja juga ada masjid. Maka lebih baik jika dibangun rumah sakit sekelas Hasan Sadikin di Bandung. Untuk wilayah seluas Kabupaten Bekasi, rumah sakit semacam itu tidak ada," katanya.