TEMPO.CO, Tangerang - Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses, pendeta penghina Nabi Muhammad yang divonis 4 tahun penjara, pernah menerbitkan empat buku yang berkaitan dengan keyakinannya sebagai seorang kristiani. Buku-buku itu telah disita dan dijadikan barang bukti di pengadilan. “Ya, buku-buku itu ikut disita,” kata Maxie Ellia, pengacara Abraham, Selasa, 8 Mei 2018.
Empat buku itu berjudul Dialog dengan Saddam Hussein, Kenapa Saya Memilih Kristus, Dialog Kristen-Islam, dan Hai Anak-anakku Bertobatlah. Hampir sebagian besar isi buku itu menceritakan bagaimana Saifuddin yang awalnya muslim memilih menjadi kristiani.
Dalam bukunya Dialog dengan Saddam Hussein, Abraham masih menggunakan nama Saifuddin Ibrahim. Di sana ia membuat dialog imajiner dengan seseorang bernama Saddam Hussein. Dalam dialog itu Saddam meminta bukti tentang kebenaran Yesus adalah Tuhan. Abraham menjawab pertanyaan itu dengan argumen yang mengutip sejumlah ayat Al-Quran.
Maxie Ellia mengaku tidak tahu isi buku yang dikarang Abraham tersebut. Basuki, pengacara Abraham lainnya, mengatakan tim kuasa lebih menekankan pada prosedur penyitaan barang bukti yang dinilai tidak sesuai dengan undang-undang. "Maka alat bukti (yang diajukan di persidangan) menjadi cacat hukum atau tidak sah," kata Basuki.
Atas dasar itulah tim kuasa hukum meminta banding atas vonis Pengadilan Negeri Tangerang terhadap pendeta penghina Nabi Muhammad itu.