TEMPO.CO, Jakarta - Polisi akan memanggil Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait dengan kasus dua bocah tewas di Monas dalam acara bagi-bagi sembako di pesta rakyat Untukmu Indonesia.
"Nanti, ya, sedang kami rencanakan," ujar Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Jerry Reynold Siagian, melalui pesan singkat, Selasa, 8 Mei 2018.
Baca Juga:
Kemarin, polisi telah memeriksa ketua panitia acara Untukmu Indonesia, Dave Revano Santosa, selama delapan jam lebih. Selama pemeriksaan, penyidik mengajukan 25 pertanyaan kepada Dave. Pertanyaan lebih banyak difokuskan pada perizinan acara. Terkait dengan hal itu, Dave memastikan acara bertajuk Untukmu Indonesia itu telah mendapat izin resmi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya.
Baca: Dua Bocah Tewas di Monas, Ketua Panitia: Terinjak Sedikit Wajar
Panitia, kata Dave, melakukan banyak sekali koordinasi, terutama dengan Pemprov DKI, baik lewat lisan maupun tulisan. Bahkan, ia melanjutkan, panitia juga sudah diminta membuat surat pernyataan dan pertanggungjawaban acara oleh Pemprov DKI. "Itu semua sudah kami penuhi, semua yang diminta Pemprov," ucapnya.
Dalam pemeriksaan ini juga, Dave datang membawa segepok dokumen yang menjadi barang bukti untuk menguatkan keterangannya. Dokumen itu berisi surat izin lokasi dari Pemprov DKI untuk pelaksanaan acara, surat keramaian dari polisi, serta berbagai surat undangan pertemuan dengan dinas terkait, yang membahas persiapan pesta rakyat dan pembagian sembako di Monas.
Tak hanya Dave, polisi juga memeriksa dokter dari Rumah Sakit Tarakan, Gambir, Jakarta Pusat. Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti tewasnya dua anak berinisial MJ, 12 tahun, dan MRS, 10 tahun.
Baca: Acara Bagi-bagi Sembako di Monas Kantongi Izin dari Pemerintah
Namun, saat awak media menghampiri, dokter yang diduga menangani bocah tewas di Monas tersebut langsung masuk ke mobil. "Tadi kami hanya serahkan berkas. Untuk informasi lebih lanjut itu, ya, pihak RS Tarakan," kata dokter bernama Indro itu, kemarin.